Featured Article

Sabtu, 18 Desember 2010

Perokok Tidak Mempan Diolok-olok

Bagi yang sudah kecanduan, berhenti merokok bukan perkara mudah sekalipun sudah ada sedikit niat dari yang bersangkutan. Semakin diolok-olok (disindir) negatif semakin tidak digubris oleh perokok, karena berhenti merokok butuh dukungan bukan diolok-olok.


Dikutip dari Caring.com, Sabtu (18/12/2010), berikut ini beberapa contoh peringatan basi yang tidak akan pernah digubris oleh seseorang yang sedang berusaha menghentikan kebiasaan merokoknya.

1. "Nanti kamu akan kena kanker paru-paru"
Tidak ada yang menyangkal bahwa rokok bisa meningkatkan risiko kanker terutama di paru-paru. Namun seorang perokok tentu sudah mendengar hal itu ratusan atau mungkin ribuan kali dalam hidupnya sehingga hanya akan dianggap angin lalu.

2. "Kalau kamu sayang aku, berhentilah merokok"
Sama halnya dengan kecanduan obat, seorang perokok merasa tidak punya pilihan. Seandainya bisa maka ia akan berhenti, namun kenyataannya dia merasa sulit menghentikannya. Mengatakan hal itu hanya membuatnya tersinggung dan mungkin benar-benar akan meninggalkan Anda.

3. "Idih.. rokok itu sangat menjijikkan"
Komentar negatif hanya akan membuat seorang perokok merasa Anda tidak berada di pihaknya. Seperti yang telah diungkap sebelumnya, perokok selalu merasa sulit untuk menghentikan kebiasaannya, jadi ia merasa tidak pernah butuh komentar semacam itu.

Jika memang ada niat dari si perokok untuk berhenti, sebaiknya dukung dengan komentar yang lebih netral. Misalnya dengan menanyakan, "Apa yang bisa kubantu untuk membuatmu lebih sehat?".

4. "Lihat itu, napasmu bengek!"
Jika yang merokok adalah pasangan Anda, sekali lagi hindari komentar negatif yang menyudutkan meski benar bahwa sesak napas yang dideritanya memang karena rokok. Namun cara yang lebih halus adalah mengajaknya berolahraga dan menjadikan hidup sehat sebagai tujuan bersama. Niscaya dengan sendirinya ia akan berusaha menghentikan kebiasaan merokok.

5. "Memangnya kamu ingin anak-cucumu lihat kamu merokok?"
Komentar semacam ini biasanya dilontarkan untuk mempermalukan seorang perokok. Cara ini tidak terlalu banyak gunanya sebab rasa malu sesungguhnya sudah ada di benak para perokok, meski di luar selalu mencitrakan diri seolah bahagia dengan identitasnya sebagai perokok.

Bentuk dukungan yang lebih efektif adalah komentar yang sifatnya menantang, tidak menyudutkan. Misalnya, "Berhenti merokok itu sulit kan, kalau berhasil pasti jadi contoh yang luar biasa bagi anak-cucumu".

Rabu, 15 Desember 2010

Perjalanan Mahasiswi Terbaik Meski Hanya Memiliki Satu Kaki

Oleh Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi

Tentang Seorang Hamba yang Memakai Akalnya Untuk Berfikir, Bukan Untuk Kecewa: Perjalanan Melly Menjadi Mahasiswi Terbaik UIN Meski Hanya Memiliki Satu Kaki.

***

“Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah [2] : 155)


Airmata para dosen jatuh. Standing applause di ruang teater Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) membahana. Di antara mereka sampai tidak ada yang sanggup berdiri.

Tiada kebanggaan dimiliki seorang dosen dan keluarga menyaksikan ujian hidup sesosok mahasiswi dengan predikat Indeks Prestasi (IP) tertinggi meski selama bertahun-tahun dihantam keterbatasan.

Sejarah telah tercatat. Melly dianugerahi alumni terbaik FIDKOM 2010 pada saat pelepasan Wisudawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kendati selama ini hidup dengan satu kaki. Sebelah kakinya harus diamputasi setelah penyakit kanker tulang menyerangnya di pertengahan kuliah.

Ya meski begitu, Melly tidak mau menyerah pada kenyataan. Ia mendapat gelar cumlaude jauh di atas para mahasiswa lainnya, termasuk mahasiswa yang kedua kakinya masih lengkap.

Melly akhirnya keluar setelah memberi pidato sambutannya di ruangan teater Profesor Aqib Suminto. Ia dipapah dengan kursi roda. Memang tidak ada lagi gerak enerjiknya, tapi semua mahasiswa UIN mengelu-elukan namanya.

Lebih dari Ahmadinejad ketika mengunjungi UIN Jakarta 2008 silam. Sedangkan beberapa dosen masih terdiam, hanya lelehan air mata turun dari keikhlasan hati melepas Melly dari UIN. Melly tersenyum, tangannya terkepal.

Di hatinya, ia puas berhasil membuktikan kepada semua orang bahwa jarak antara keterbatasan diri dan kecintaan terhadap ilmu lebih tipis dari kulit bawang!

Perjalanan Awal Melly

Nama aslinya adalah Nurmeilita. Tipikal mahasiswi berkerudung lebar yang tidak percaya bahwa hidup tidak bisa ditaklukan. Bahwa satu-satunya cara menaklukan ketakutan adalah dengan menghadapinya.

Sayyid Quthb berkelamin feminim yang menyatakan lebih baik mati daripada menyerah pada keterbatasan. Namanya kini tertanam pada seluruh mahasiswa FIDKOM. Bahwa Allah, Kita, dan Arti Sebuah Perjuangan adalah keniscayaan.

Alumni salah satu SMA Negeri favorit di Bekasi ini memang unik. Kalau banyak jebolan SMA memilih untuk kuliah di kampus umum, Melly lebih memilih kuliah di UIN. Itupun bukan di Fakultas Kedokteran, Sains, dan MIPA.

Ia memilih jalur Ilmu Dakwah dengan jurusan Konseling Islam. Dengan akal yang masih polos, banyak orang bertanya padanya, “Mau cari mati dengan gaya apa seorang siswa lulusan SMA masuk ke Fakultas Keislaman di UIN yang ketat dalam studi keagamaan. Modal Rohis kuliah di sini belum cukup. Hasan Al Banna bisa menjadi Sartre di UIN.”

Maklum kala itu UIN Jakarta mendapat kekhawatiran tingkat tinggi setelah para mahasiswa jurusan Akidah Filsafat di UIN Sunan Gunung Djati Bandung melakukan penistaan terhadap Allah.

Kala itu stigma kampus kami berubah dari Institut Agama Islam Negeri (sebelum menjadi UIN) diplesetkan menjadi “Ingkar Allah Ingkar Nabi”. Cibiran itu terasa betul. Lebih pedas dari cabai rawit sekalipun.

Melly kali pertama masuk UIN Jakarta pada tahun 2004. Memulai karir sebagai mahasiswa semester satu seperti pada umumnya: polos, manut kata senior dan pasrah mengikuti Program Pengenalan Studi dan Almamater (Propesa atau Ospek sebagaimana kita mengenalnya).

Saat tiba giliran bagi tiap mahasiswa baru memberikan pandangan tentang jurusan barunya di UIN, Melly tampil memberikan beberapa patah kata. Dari situ orang sudah berkesimpulan bahwa Melly bukan orang sembarangan.

Gaya bicaranya bukan seperti anak SMA. Ia sudah berani membeberkan bahasa-bahasa ilmiah di tiap kalimat pembukanya. Tampaknya ia sadar, ia bukan lagi anak remaja.

Detik-detik Menghadapi Ujian

Setelah berjalan satu tahun kedepan, Melly berkembang menjadi mahasiswi UIN yang berbeda. Kecintaannya terhadap ilmu membawanya menjadi mahasiswi yang melebihi usianya.

Melly seperti bukan mahasiswi UIN berumuran 19 tahun pada umumnya. Kecintaannya terhadap ilmu membuatnya sering terlihat nongkrong di perpustakaan ketimbang menghabiskan waktu di bioskop. Mengutak-atik isi buku tinimbang larut dalam pergaulan semu.

Nilai semester awalnya selalu di atas 3,5. Berkat kecerdasannya, sebagai presiden BEM (Sistem di UIN mengharuskan menyebut pemimpin BEM, dengan sebutan presiden bukan ketua) penulis mengamanahkannya untuk mengisi pos Departemen Keilmuan.

Sebuah departemen yang tentunya terhitung danger bagi tiap-tiap BEM di UIN. Departemen ini harus aktif mengadakan seminar, kuliah umum, pelatihan, hingga diskusi-diskusi mingguan yang temanya pun tidaklah ringan.

Selain tema keIslaman, beberapa kali kajian ini juga membahas tentang Pendekatan Rasional Emotif, Behavioris, hingga Logoterapi. Kami ingin mahasiswa memiliki framework seimbang antara kuat dengan spirit keislaman tapi tidak awam jika suatu saat dihantam oleh gagasan Barat. Dan Melly menikmati itu.

Ia memang sangat menyukai diskusi dengan nalar kritisnya yang tajam. Maklum Melly besar di Lembaga Dakwah Kampus, ia memiliki framework Islam yang cukup kuat untuk tidak begitu saja menerima pandangan di luar Islam.

Waktu berganti waktu hingga kemudian Melly mulai mengidap penyakit misterius. Teman-temannya tidak lagi melihatnya di kampus. Aura tidak sedap mulai meliputi perasaan kami semua. Kabar angin tidak begitu jelas memberitahu di mana keberadaan Melly saat itu.

Hingga kemudian kami mendapat informasi, Melly kini menderita kelumpuhan dalam arti sebenarnya. Ya mahasiswi penikmat panjat gunung itu terbaring tidak bisa kemana-mana.

Kakinya terdiam tak dapat bergerak, sedangkan di dalam kerudungnya kerontokan mulai meliputi mahkotanya satu per satu. Mata kami tercengang mendengar berita menyakitkan itu.

Kawan-kawan kami pun kemudian bergegas mengunjunginya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat. Setelah membuka pintu kamar, rekan-rekan sekelas Melly menutup mulut kecilnya.

Mereka jatuh haru berderai air mata melihat sosok gadis enerjik dan periang tersebut telah terkulai lemah. Sebagian civitas akademika mahasiswa Konseling Islam tidak mampu berkata apa-apa. Jiwa kami terbungkam.

Melly yang kami kenal sebagai mahasiswi solehah sedang diberi ujian mahadahsyat oleh Allah. Sampai-sampai kami beranggapan inikah akhir dari perjalanan hidup Melly? Melihat beratnya ujian yang ia alami.

Ketegaran Seorang Pecinta Ilmu Yang Pantang Menyerah

Uniknya, keharuan dari para sahabat dengan cepat ia tepis. Melly dengan gaya tomboynya menyadarkan kawan-kawan untuk tidak bersusah payah menangisi dirinya. Melly adalah tipikal wanita tegar, ia benci air mata.

Apalagi sengaja disuguhkan untuk dirinya. Bahkan berkali-kali Melly harus menyadarkan temannya bahwa ia tidak seburuk yang kami perkirakan. Walau Melly sadar betul kankernya bisa merenggut nyawanya sewaktu-waktu. “Tapi sumpah, Mel baik-baik aja kok.” ucapnya menyiratkan ia tidak ingin kita semua larut dalam kesedihan panjang.

Di tengah keterbatasan itu, ada cita-cita yang tidak ikut lumpuh seperti kakinya. Sekalipun kondisinya amat lemah, namun kecintaannya terhadap ilmu membuatnya tetap ingin melanjutkan kuliah.

Meski pada akhirnya, ia harus siap menganggung beban: bolak-balik ke perpus, naik lift dengan kursi roda, mengejar mata kuliah meski harus bertarung dengan harapan! Itu belum dihitung rasa sakitnya. Namun bukan Melly jika menyerah pada kenyataan. Ia telah berikrar untuk tidak menangis.

Keinginan terkuatnya adalah memberikan kado manis kepada Allah dan keluarga tercinta tentang makna terindah seorang pecinta ilmu. Meski tak berapa lama lagi ia hanya memiliki satu kaki. Beberapa kali ia sempat mendiskusikan skripsinya dengan penulis. Kala itu penulis sendiri sudah dalam tingkat akhir menyelesaikan kuliah.

Penulis memang memiliki pengalaman diskusi panjang dengan Melly. Menurut penulis, Melly adalah salah satu mahasiswi yang cukup berani hadir untuk diskusi dengan mahasiswa yang lebih senior.

Tidak hanya di situ, sebelumnya Melly sadar. Ia harus diuji kembali oleh beberapa nilai kuliahnya yang belum ia ambil di semester tujuh. Termasuk mata kuliah lainnya yang mesti mengulang di semester awal. Hingga jika ditotal keseluruhan ada tujuh mata kuliah yang harus ia ambil.

Bayangkan di tengah kondisi kaki tak bisa digerakkan, ia tetap rajin ke kampus menyelesaikan segala kekurangannya. Dan itu benar-benar dilakukannya lebih dari ikhlas, meski jarak Bekasi-Ciputat terlalu jauh bagi seorang perempuan yang diuji dengan keterbatasan.

Namun sekali lagi, kesabaran dan kekuatan memupuskan segala ketakutannya. Melly yakin Allah akan memperlakukannya dengan baik, jika ia selalu berusaha dan berdoa, meski ia kini berkursi roda.

Seiring berjalannya waktu, ujian Allah betul-betul menyentuh titik terlemah tubuhnya. Melly harus menerima kenyataan pahit bahwa dokter pengasuhnya di RSCM memberi tahu sang keluarga bahwa kaki si buah hati harus segera diamputasi.

Dengan penuh ketegaran, Melly memasrahkan dirinya kepada Allah. Aktifis dakwah kampus ini bersiap hidup dengan kaki pincang. Kanker bisa jadi adalah keladi yang menggagalkan kehidupannya. Tapi Melly paham betul bahwa kita harus selalu berbaik sangka kepada Allah. Melly boleh kecewa, tapi tidak untuk kecewa kepada Allah.

Setelah operasi selesai dilaksanakan, Melly sadar dari pembiusannya. Dengan kekuatan mentalnya, ia memberanikan diri mengangkat kepala untuk melihat kakinya. Melly tersenyum meratapi sebelah kakinya telah menghilang.

Namun ia tetap tidak mau menyerah. Bagaimanapun hidup harus terus berlanjut. Tak berapa lama ia kemudian mengerjakan segala tugas kuliah di pembaringan RSCM. Ya tujuh mata kuliah yang belum sempat usai ia ambil, karena keburu menjalani operasi. Semuanya berjalan beriringan di tengah rintihannya menahan rasa sakit pasca operasi.

Setelah semua mata kuliahnya selesai, ujian kembali datang. Ia ingat masih ada satu lagi hutangnya kepada kampus, yakni membuat skripsi. Subhanallah lagi-lagi Melly tak putus asa.

Ia sama sekali tak berniat melempar handuk lalu memilih berkutat dengan rasa sakitnya. Bayangkan Melly pun juga tidak memelas kepada pihak kampus agar ia dibebaskan dari skripsi. Inilah yang melatarbelakangi penulis tidak menyesal memberinya posisi Departemen Keilmuan kepadanya saat penulis menjadi Presiden BEM.

Bahkan di BEM, Melly juga ikut membantu bidang departemen yang lain. Dalam acara training motivasi, safari dakwah, mabit, pelatihan, ta’aruf mahasiswa baru, dan sebagainya. Melly selalu hadir di situ.

Ibarat kata Melly selalu memberi semangat jika BEM kami “kurang darah”. Sampai di situ, kami sama sekali tidak terfikir tentang bakal ujian apa yang akan menimpanya. Tidak ada satupun tanda-tanda mengarah kesana.

Kado Terindah Dari Allah

Akhirnya dengan kerja kerasnya selama ini, Melly berhasil menyelesaikan skripsi dengan baik. Semuanya dilakukan di kasur pembaringan, lengkap dengan rasa sakit yang terus menggerogoti tubunya. Keletihan pasca operasi dan proses menjalani Kemoterapi tiap harinya.

Melly kemudian menjalani Sidang Munaqosyah. Di hadapan para penguji, ia menjelaskan tentang penelitiannya. Dosen tidak merasakan betapa di tengah presentasinya, Melly sebenarnya menahan rasakan sakitnya. Senyum Melly membuat orang lupa bahwa ia masih menjalani Kemoterapi secara intens di RSCM.

Semua keluarga hanya bisa takjub dalam hati betapa Melly begitu trengginas menjawab pertanyaan penguji. Mereka bangga bukan karena Melly adalah mahasiswi pintar, mereka juga bukan bangga karena sang buah hati adalah bidadari cinta yang berhasil bertahan di tengah kondisi tak berperi, tapi mereka bangga telah dikaruniai seorang buah hati yang kuat imannya dan tak pernah sekalipun terlontar dari mulutnya tentang arti kekecewaannya kepada Allah.

Sampai pada waktu setelah selesai sidang, ia tidak sadar bahwa nilai skripsinya tergolong tinggi. Baginya, ia sudah cukup bersyukur dengan bisa menyelesaikan skripsi ini. Namun sapa nyana, logika seorang Melly masih jauh di bawah rencana Allah.

Kejutan itu datang, saat ia diwisuda. Melly mendapat kabar gembira bahwa ia telah berhasil mencatatkan dirinya sebagai mahasiswa dengan indeks prestasi tertinggi di fakultas (cumlaude) dan berhak atas gelar alumni terbaik.

Ya mahasiswi satu-satunya dalam sejarah UIN yang mendapatkan gelar mahasiswa terbaik meski hanya memiliki satu buah kaki. Satu-satunya mahasiswa yang tidak memberi ruang bagi air mata untuk menyerah.

Melly adalah bukti bahwa tauhid bukan sekedar kata kunci, tapi juga kata kerja. Kerja nyata untuk membangun harapan kepada Allah setelah diuji dengan pemaknaan.

Saya mengucapkan tasbih berkali-kali. Bagaimana mungkin orang yang saya kenal hidup dengan keterbatatsan, meski bolak-balik RSCM-Ciputat untuk Kemotrapi, kendati menahan sakit dalam mengerjakan skripsi, harus tetap semangat walau harapan diguncang kenyataan.

Melly bisa memiliki IP cumlaude dan menduduki peringkat IP tertinggi Se-FIDKOM serta yakin Allah di belakang ini semua. Melly adalah kata. Fragmentasi keterpecahan rasa takut untuk menjadi energi. Jangan pernah katakan tidak pada keterbatasan.

Ketika saya mengkonfirmasi kepada Ketua Jurusan apakah gelar terbaik itu hanyalah kado dari Dekanat atas jerih payahnya selama ini. Ketua Jurusan itu menampik dengan keras. Ia mengatakan bahwa Melly lulus murni, tanpa ada bantuan keringanan nilai atas simpati dosen meski secuil. Subhanallah. Inikah janji Allah atas seorang pecinta ilmu yang mengerahkan segala daya ikhtiarnya hanya kepada Allah.

Kita mungkin kemudian mencoba bertanya, bagaimana dengan masa depan Melly seterusnya. Sebagai seorang wanita, adalah lumrah bahwa mungkin cinta adalah kata yang jauh jika melihat kondisinya.

Saat itu saya membuka HP dan mengirim pesan selamat kepadanya. Saya kemudian malah terkejut saat diberi tahu bahwa ada bonus dari Allah untuk dirinya. Bahwa ternyata ia telah menikah sesaat setelah dirinya diwisuda.

Seorang dosen dari IPB telah berhasil memikat hatinya. Subhanallah dengan kondisi seperti ini, Melly masih sanggup menikah dan yakin bahwa keadilan Allah adalah nyata.

Saya kemudian bertanya-tanya inikah yang dijanjikan Allah tentang orang-orang yang bersabar, tentang kisah orang-orang yang memakai akalnya untuk berfikir, bukan untuk kecewa.

Betatapun Hancurnya Kita, Yakinlah Allah Tetap Bersama Kita.

Ikhwah fillah, ada satu fase dalam hidup kita, betapa kekecewaan bisa menghadapkan kita pada jalan kenistaan. Kadang ujian dan cobaan Allah menjadi buah bibir kita atas sumpah serapah kita kepada Allahuta’ala.

Ikhwah fillah, sadarlah, Allah akan menguji kita di titik terlemah kita. Allah akan menyentuh di bagian terpenting yang menjadi ciri ketidakberdayaan kita. Apakah itu kehilangan anggota tubuh kita, kehilangan fungsi tubuh kita, hingga kehilangan daya tubuh kita.

Namun yakinlah ikhwah jika itu tidak dapat kita tanggulangi dengan hati jernih, bukan tidak mungkin hal itu akan berdampak pada konten yang lebih dalam lagi. Dimulai dengan kehilangan iman kita, kehilangan fungsi iman kita, hingga kehilangan daya iman kita. Namun yakinlah ikhwah, sekalipun Allah menguji di titik terlemah kita, Allah tidak akan tega membiarkan hambaNya sampai betul-betul menjadi lemah.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al Baqoroh [2] : 286)

Ikhwah fillah, sadarkah kita, bahwa Allah sebenarnya punya rencana indah di tengah keterbatasan kita. Buat apa kita kecewa, mengeluh, membenci, toh mengeluh dan kecewa tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah kita.

Yang terbaik bagi seorang mukmin ialah selalu beranggapan bahwa ujian pasti akan ada jalan keluarnya, baik yang bersifat jangka pendek maupun panjang.

Salah satu bentuk solusi jangka pendek adalah bahwa kita selalu bersabar dan mendirikan shalat ketika kecewa hadir menyapa kita.

Kita bisa membaca Qur’an dan mentadabburinya, belajar bagaimana perjuangan Rasulullah SAW saat getir-getir menyapanya dalam perjuangan hidup ini. Ingatlah ikhwatifillah sebaik-baiknya kententraman dimulai dari bagaimana kita selalu setia untuk mengingat Allah.

“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah [2] : 153)

Sedangkan bentuk jangka panjang itu dimulai dari bagaimana kita selalu menjauhi diri dari kemaksiatan dan bersyukur atas nikmat Allah yang telah turun kepada diri kita. Banyaknya maksiat akan menghalangi masuknya ilmu kedalam hati kita.

Kebeningan hati hanya mungkin dapat ditempuh dengan memperbanyak ingatan kepada Allah SWT. Sementara berdzikir kepada Allah tidak mungkin bisa dilakukan tanpa ada prakondisi sebelumnya. yaitu, adanya kesiapan untuk tunduk dan patuh kepada seluruh perintah dan larangan Allah SWT.

Jangan pernah menyerah ya Ikhwah, betapapun terpuruknya kita, betatapun hancurnya hidup kita, betapapun jauhnya harapan kita, yakinlah ada sebuah Zat yang selalu setia menemani kita: Allohu ma’ ana!

“Maka ingatlah kepadaKu, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu ingkar kepadaKu.” (QS. Al Baqarah [2] : 152)

Puncak, 11 Desember 2010, Pukul 02.30.

Kumpulkan Kembali Kapas-Kapas Itu!

Berhati-hatilah menjaga lidah karena ketajamannya bisa melebihi pedang, bahkan bisa mematikan kehidupan seseorang sedangkan nyawa masih melekat di badan. Fitnah yang ditimbulkan lidah adalah lebih kejam dari pembunuhan, hal ini sudah sering kali kita dengar. Dan kultum yang aku ikuti di masjid Asy- Syifa bada’ sholat Dzuhur siang itu kembali menyadarkanku, bukan saja dasyatnya efek yang ditimbulkan fitnah, tapi juga betapa sulitnya menebus kesalahan, memulihkan nama baik dan hak-hak kehidupan mereka yang menjadi korban.


Adalah si Fulan, yang karena rasa iri dan dengkinya kepada seorang tokoh terkemuka, kemudian tega menfitnah sang tokoh. Dalam waktu sekejap, fitnah terhadap sang tokoh menyebar hingga ke pelosok desa, bersambung dari mulut warga yang satu ke warga yang lainnya. Terlebih orang yang menjadi korban fitnah ini adalah orang yang selama ini terpandang, memilki pengaruh di masyarakatnya.

Kabar fitnah yang menghebohkan akhirnya sampai ke telinga sang tokoh, termasuk siapa yang pertama kali menyebarkan berita tidak benar ini. Tidak terpancing emosi, sebaliknya sang tokoh tenang-tenang saja menanggapi berita miring tentang dirinya yang kini menjadi perbincangan hampir seluruh warga di setiap tempat dan pertemuan. Ia yakin bahwa kebenaran akan menemukan jalannya, siapa yang berdusta akan terbongkar kedoknya, hanya tinggal menunggu waktunya saja.

Keyakinan sang tokoh terbukti. Beberapa hari setelah fitnah menyebar ke seluruh masyarakat tanpa sedikitpun membuat sang tokoh tersulut emosinya, datanglah si fulan ke rumah sang tokoh. Dengan berurai air mata, ia mengakui semua kejahatannya, sengaja menyebarkan berita dusta kepada masyarakat. Sang tokoh yang sudah tahu sebelum si fulan mengaku, hanya tersenyum dan mengabulkan permohonan maaf sang fulan.

“Apa yang harus saya lakukan untuk menebus kesalahan? Apa tidak terlalu ringan jika anda hanya memaafkan tanpa member saya hukuman?” Si fulan masih belum yakin dengan pemberian maaf sang tokoh. Menurutnya, akan lebih tenang batinnya apabila selain memohon maaf, ia melakukan sesuatu sebagai bukti bahwa ia benar-benar menyesal dan sang tokoh memaafkan tanpa rasa dendam sedikitpun. Bekerja tanpa dibayar sekalipun akan fulan sanggupi bila memang itu yang sang tokoh kehendaki.

“Aku sudah memaafkan dirimu, sebelum dirimu datang dan meminta maaf padaku. Hanya saja, jika kau kau meminta hukuman agar tenang hatimu, aku hanya ingin besok engkau datang lagi kesini dengan membawa sekarung kapas” jawab sang tokoh tenang.

“Baik! Besok saya akan datang dengan sekarung kapas yang engkau minta” fulan senang bukan kepalang. Betapa gampang ia mendapatkan maaf, bahkan tebusan kesalahannyapun hanya sekarung kapas. Dengan mudah ia bisa mendapatkan kapas dari pohon randu yang banyak tumbuh di pekarangannya. Apalagi saat ini pohon randu itu sedang berbunga. Barangkali sang tokoh yang pernah ia fitnah ini sedang menginginkan bantal kapas yang benar-benar empuk. Kalau tahu hanya akan diminta sekarung kapas, tak perlu ia ketakutan begitu rupa membayangkan sang tokoh tidak mau memaafkan bahkan akan memberikan hukuman yang berat, begitu pikir fulan.

Sehari berikutnya, dengan wajah sumringah si fulan kembali mendatangi rumah sang tokoh dengan sekarung kapas yang dimintanya. Seberapa berat sih kapas sekarung, cukup dengan satu tangan si fulan bisa membawanya tanpa harus mengeluarkan tenaga yang berarti.

“Letakkan kapas itu di tengah halaman” sang tokoh memberikan instruksi pada si fulan. “Nanti, ketika angin bertiup kencang, buka ikatan karungnya” sang tokoh menambahkan.

Semula fulan berpikir sang tokoh ingin melihat apakah kapas yang dibawanya benar-benar sudah kering dan berkualitas bagus. Tapi membuka ikatan karung saat angin bertiup kencang sungguh tak fulan mengerti apa yang sang tokoh inginkan.

“Ah, peduli amat apa yang ia inginkan. Yang penting aku sudah membawakan kapas yang ia minta. Paling-paling nanti setelah karung aku buka dan kapas terbang terbawa angin, aku hanya diminta membersihkan halaman dari kapas-kapas yang berserakan. Sangat mudah! Apalagi kalau anginnya kencang, otomatis halaman rumah ini akan bersih dengan sendirinya. Sungguh aneh sang tokoh ini. Begitu mudah ia memaafkan, bahkan memberi hukuman saja seperti mainan” pikir si fulan.

Begitu angin bertiup kencang, dengan santainya si fulan membuka ikatan karung yang berisi kapas di tengah halaman. Bahkan ia sengaja membuka karung itu lebar-lebar agar kapas dalam karung itu cepat habis terbawa angin dan selesai sudah hukumannya.

“Kapasnya sudah habis terbawa angin, bahkan tak satupun yang tersisa di halaman. Masih adakah yang harus saya kerjakan?” tanya fulan dengan senyum lega di bibirnya.

“Engkau ingin benar-benar kesalahanmu menfitnah terhapus ?” tanya sang tokoh tenang. Ada sesuatu yang sama sekali tak diduga oleh si fulan. Senyum di bibirnya nyata sekali menunjukan bahwa dia merasa semua urusannya selesai sudah.

“Ya, tentu saja. Katakan apa lagi yang harus saya lakukan? Saya akan segera lakukan dan setelah itu saya akan segera pulang, anak dan istri saya sudah menunggu di rumah” jawab si fulan tak sabar. Ia ingin segera terbebas dari semua rasa bersalahnya pada sang tokoh.

“Baiklah kalau kau menyanggupinya. Sekarang, kamu ambil karung itu dan kumpulkan kembali semua kapas-kapas tadi, jangan ada yang tercecer sedikitpun” jawab sang tokoh.

“Mengumpulkan kembali kapas-kapas yang sudah menyebar terbawa angin? Mana mungkin?!” si fulan benar-benar terkejut. Jika bukan karena kesalahan yang telah ia lakukan, ingin sekali rasanya dia marah. Ia putus asa. Ia telah menyanggupi apapun yang akan diminta sang tokoh, tapi kini tak mungkin baginya mengumpulkan kembali kapas-kapas yang sudah terbawa angin, terbang entah kemana.

Sang tokoh sudah menduga bahwa si fulan tidak akan mampu melakukan apa yang ia minta. Dengan tenang ia menghampiri fulan. “Begitulah ketika fitnah kau sebarkan. Bagai kapas yang diterbangkan angin, menyebar ke seluruh arah. Sulit dikendalikan, bersambung dari mulut yang satu ke mulut yang lainnya, hingga seluruh masayarakat tahu dan percaya akan berita dusta yang kau sampaikan. Aku hanya manusia, tak pantas berlaku angkuh dan tak memaafkanmu. Tapi, apakah dengan permohonan maafmu lantas semua pandangan negatif orang tentang diriku berubah seketika? Dalam benak mereka sudah terekam berita palsu tentang diriku. Sekarang berapa banyak orang yang termakan fitnahanmu, kau sendiri tidak bisa memastikan. Meskipun kau datangi mereka satu persatu, tak bisa mengembalikan keadaan seperti semula sebelum mereka termakan dustamu” tenang sang tokoh menjelaskan.

Si fulan terkulai lemas, air matanya jatuh tak tertahan lagi. Ia menangis dan menyesali. Betapa dasyat fitnah yang telah ia ciptakan. Dan ia lebih menangis karena karena betapa sulit baginya untuk mengembalikan keadaan, membersihkan nama baik sang tokoh dan mengembalikan hak-hak hidupnya seperti semula. Benar kata sang tokoh bahwa ia tak tahu pasti berapa banyak orang yang sudah termakan fitnahannya. Tidak mudah menghentikan berita yang terlanjur menyebar. Tidak gampang mengubah opini dan menghapus image buruk masyarakat terhadap sang tokoh. Si fulan terus menangis, dan tangisannya tak mampu mengembalikan keadaan.

***

Satu pelajaran berharga dari kisah si fulan di atas. Merinding aku membayangkan betapa dasyat dampak yang diakibatkan oleh sebuah fitnah. Fitnah lebih kejam dari pembunuhan kiranya bukan sebatas ungkapan saja, tapi nyata adanya. Bagaimana tidak, seseorang yang menjadi korban fitnah akan kehilangan nama baiknya, kehilangan hak-haknya, kehilangan kehidupannya sementara nyawa masih berada dalam tubuhnya. Juga, betapa sulit untuk mencabut, meralat fitnahan yang sudah terlanjur menyebar. Bersambung, berpindah dari satu mulut ke mulut lainnya. Tak terkendali seberapa jauh ia akan menyebar, seberapa banyak orang yang akan termakan dan akhirnya turut menyebarkan fintah itu.

Ngeri rasanya membayangkan jadi korban fitnah, apalagi menjadi penyebar fitnah. Astaghfirulloh! Betapa sulit menebus kesalahan yang terlanjur dilakukan meskipun sang korban telah memaafkan namun tidak berarti selesai semua urusan. Masih ada keharusan membersihkan nama baik korban, mengembalikan semua hak-hak yang terampas, membalikan opini masyarakat yang terlanjur terbentuk. Sungguh sangat tidak mudah, apalagi apabila si korban sudah terlanjur meniggal sementara maaf belum didapatkan. Astaghfirulloh! Nau’zubillah!

Berhati-hati dalam memberikan tanggapan ataupun penilaian, barangkali bisa dijadikan salah satu solusi untuk membentengi diri dari menciptakan fitnah. Bukan tidak mungkin, tanpa kita sadari prasangka, pernyataan yang kita sampaikan adalah fintah bagi pihak lain. Astaghfirulloh! Menyampaikan pendapat atau dugaan pribadi tentang seseorang tanpa konfirmasi akan kebenarannya, kemudian mengatakan seolah hal itu adalah benar hingga kemudian orang mempercayainya, apakah termasuk juga fitnah? Bagaimana menurut anda?

Ya Allah, lindungi hamba dan keluarga hamba dari kejamnya fitnah dunia yang selalu mengintai dari depan dan belakang, kiri dan juga kanan. Juga lindungi, bimbing dan jauhkan kami dari membuat dan atau menyebarkan fitnah yang membinasakan. Amin ya robbal ‘alamin.

Selasa, 14 Desember 2010

Nama Saya Lisa Tirasonjaya

Nama? Apalah arti sebuah nama, begitu pujangga Shakespeare pernah mengungkapkan pikirannya yang nyeleneh. Nama, “namanya siapa?” demikian tanya kita pada seseorang bila baru pertama kali berjumpa.


“Nama ibu?” seorang suster menanyakan nama pasien yang akan masuk ke dalam tempat perawatan. Dengan mengeluh menahan sakit, maka sang pasien menjawab lirih, “nama saya: Lisa Tirasonjaya.” Nama yang unik, dan sang suster dengan serius menuliskan nama tersebut dan bertanya kembali untuk memperjelas agar tulisannya tidak salah, “hmm, li.. sa.. ti.. ra.., apa bu?” “Tira, son, ja, ya, demikian bu Lisa menjelaskan.

Dalam sebuah peristiwa lain saya melihat sepasang suami istri sedang mendaftar untuk menjadi anggota klub jantung sehat di Jakarta. Petugas klub kesehatan kemudian menanyakan dahulu nama sang suami ketika mulai mengisi formulir pendaftaran “ya pak namanya benar yah pak Hero, oh ya pak karena untuk couple, maka ada discount, namun kartunya menginduk pada sang suami ya pak, jadi ibu... hmm.. bu Hero.. ikut nomor anggota suami.”

Terlihat sang istri berkerinyit keningnya, dan sejenak orang yang melihatnya akan berpikir bahwa sang istri tidak suka kalo kartu anggota klub kesehatan itu digabungkan dengan suaminya. Sang istri sepertinya ingin punya kartu sendiri agar tidak repot bila ingin datang sendiri, misalnya hendak pergi arisan atau pengajian dahulu, setelah itu baru datang ke klub kesehatan tersebut.

Setelah dengan sabar menunggu beberapa menit, maka si istri yang tadi dipanggil bu Hero angkat bicara dan berkata, “pak mohon nama saya dicatatkan sebagai bu Lisa saja, karena nama saya yang sesungguhnya Lisa Tirasonjaya. Tirasonjaya nama ayah saya, dan dalam Islam anak bernasab pada ayahnya sehingga yang dicantumkan harus nama ayahnya dibelakang nama seseorang, jadi jangan cantumkan nama saya di kartu itu sebagai bu Hero.” Sang suami menggangguk setuju, bahkan menambahkan, “ya pak, ditulis saja lengkap nama istri saya Lisa Tirasonjaya.”

Subhanallah, terkadang kita di Indonesia ini seringkali lupa, setelah menikah maka nama yang tercantum dibelakang nama istri adalah nama suami. Memang betul setelah menikah maka kita akan menjadi tanggung jawab suami, dan suami yang akan mengambil tanggung jawab anak gadis dari seorang ayah untuk mengambil peran pelindung bagi sang istri.

Namun, walaupun sudah menjadi seorang istri, nasab (garis keturunan) sang istri tidak dapat dihilangkan sebagai anak dari ayahnya, sehingga sampai meninggal pun tetap harus menggunakan nama sang ayah, bukannya nama suami. Bahkan di negeri barat sekalipun, nasab keluarga begitu dipentingkan, bahkan untuk pengisian formulir-formulir sekalipun, baik di rumah sakit maupun pembayaran listrik atau buat IC (identity card) dan urusan lain-lain yang berhubungan dengan masyarakat, maka yang ditanyakan adalah sure name dan biasanya sure name itu diambil dari nama ayah. Misalnya namanya Jane, ayahnya Smith, maka ditulisnya Jane Smith, walaupun suaminya sendiri bernama John misalnya.

Anak saya sempat protes ketika dipanggil Adam oleh kawan-kawannya, itu karena nama aslinya Zacharia Abdullah Adam, (Zacharia anaknya pak Abdullah dan cucunya pak Adam). Sampai saat ini walaupun suami saya menyandang gelar Adam dibelakang namanya, dan semua anak saya mencantumkan nama Abdullah Adam dibelakang nama mereka, namun saya sendiri sebagai istri tetap menggunakan nama saya sendiri dan nama ayah saya. Bila mengisi formulir apapun, saya menulis Proklawati Jubilea binti Erman, bukan Proklawati Jubilea Abdullah Adam.

Panggilah mereka dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 5)

Minggu, 05 Desember 2010

Hukum Salat Subuh Tidak Pada Waktunya

Assalamu`alaikum Ustad.. Smg ustad selalu dlm lindungan Allah.

Saya seorang muslim yg terkadang tdk melakukan salat 5 wkt tepat pada waktunya. Dlm kesempatan ini saya ingin menanyakan tentang salat subuh. Saya sesekali bangun pagi pada pukul 07.00 atau 08.00 Wib yg mana matahari sudah terbit untuk menghangatkan bumi. Yang ingin saya tanyakan apakah boleh & sah saya salat subuh pada wkt tersebut? Apakah saya harus niat qada jika melaksanakan salat subuh pada wkt tsb? Dan bagaimana dgn waktu2 salat lainnya yg tdk dilaksanakan tepat waktu,apakah harus diniatkan qada jg?

Terima kasih atas penjelasannya ustad. Jazakallah..

Maulana



Jawaban

Waalaikumussalam Wr Wb
Saudara Maulana yang dimuliakan Allah swt
Shalat yang merupakan ibadah pertama yang diwajibkan Allah swt adalah ibadah yang tidak dapat ditandingi oleh ibadah lainnya. Ia adalah tiang agama, barangsiapa yang menegakkannya berarti orang itu telah menegakkan agama dan barangsiapa yang meninggalkannya berarti orang itu telah menghancurkan agamanya.

Shalat adalah yang pertama kali dihisab (dihitung) Allah swt pada hari perhitungan amal-amal manusia, sebagaimana diriwayatkan at Tirmidzi dari Abu Hurairah berkata; "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada hari kiamat pertama kali yang akan Allah hisab atas amalan seorang hamba adalah shalatnya, jika shalatnya baik maka ia akan beruntung dan selamat, jika shalatnya rusak maka ia akan rugi dan tidak beruntung. Jika pada amalan fardlunya ada yang kurang maka Rabb 'azza wajalla berfirman: "Periksalah, apakah hamba-Ku mempunyai ibadah sunnah yang bisa menyempurnakan ibadah wajibnya yang kurang?" lalu setiap amal akan diperlakukan seperti itu."

Diantara dalil yang menerangkan kewajiban seorang muslim untuk melakukan shalat lima waktu pada waktu-waktu yang telah ditentukan Allah swt adalah :

إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا ﴿١٠٣﴾

Artinya : “Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An Nisaa : 103)

Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Qatadah bin Rib'iy mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: " 'Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu shalat lima waktu, dan Aku berjanji bahwa barangsiapa yang menjaga waktu-waktunya pasti Aku akan memasukkannya ke dalam surga, dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka dia tidak mendapatkan apa yang aku janjikan".

Dan tentang permasalahan anda yang sesekali melaksanakan shalat shubuh setelah matahari terbit atau habis waktunya maka apabila yang menyebabkan anda bangun kesiangan adalah aktivitas-aktivitas yang mengandung maslahat syar’i; seperti : menuntut ilmu atau berbincang-bincang tentang ilmu, kemaslahatan kaum muslimin, berbincang-bincang dengan tamu yang anda perlukan atau hal-hal lain yang mengandung kemaslahatan maka anda tidaklah berdosa dan shalat yang anda lakukan tetap sah meskipun dianggap qadha. Kemudian berusahalah anda melaksanakan shalat-shalat shubuh berikutnya pada waktunya dan janganlah anda menjadi permainan setan yang menyebabkan anda kesiangan bangun.

Sedangkan jika yang menyebabkan anda kesiangan shalat shubuh adalah aktivitas-aktivitas yang tidak mengandung manfaat (maslahat) bagi anda maupun kaum muslimin atau perbuatan sia-sia maka anda termasuk orang yang menyia-nyiakan atau melalaikan shalat dan mendapatkan dosa meskipun shalat itu tetap harus dilakukan dan dianggap qadha. Kemudian diwajibkan bagi anda untuk bertaubat taubat nashuha dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.

فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ﴿٥٩﴾

Artinya : “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam : 59)

Demikian pula terhadap shalat-shalat lainnya yang dilakukan diluar waktu-waktunya.
Wallahu A’lam

الجواب :
الحمد لله
1-إذا كنت استيقظت وقت صلاة الفجر ثم غلبتك نفسك فنمت وفي نيتك وعزمك أنك ستستيقظ بعد قليل _ قبل خروج الوقت _ ولكنك لم تستيقظ إلا بعد خروج الوقت ، فقم بأداء الصلاة مباشرة ، وكن حازما في المرّات القادمة ، فلا تجعل الشيطان يتلاعب بك ، ونسأaل الله لك المغفرة .
2-أما إذا كنت عازما على أن لا تؤدي الصلاة إلا بعد خروج وقتها _ أو كنت مترددا في ذلك _ فهذا الفعل هو الذي يكفر به صاحبه عند بعض أهل العلم .
فإذا كان صدر منك مثل هذا الفعل فتُب إلى الله من الآن ، واعقد العزم على أن لا تعود ، وصلّ الصلوات التي فاتتك إن كنت تعرف عددها ، والله يتوب على من تاب ، وهذه كفارة ذلك . والكلام عن صلاة العصر كالكلام عن صلاة الصبح تماما .

الشيخ سعد الحميد
http://www.islam-qa.com/ar/cat/2024

يعود إلى النوم إذا استيقظ دون أن يصلي
السؤال : حدث في مرات قليلة أن استيقظت من نومي وقت صلاة الفجر تماما أو قبل ذلك بقليل وعدت إلى النوم مرة أخرى . وكنت في مرتين أعي أنني استيقظت وقت صلاة الفجر إلا أني عدت ونمت. ثم سمعت بأن الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز رحمه الله قال بأن من يفعل ذلك الفعل يكون كافرا (مرتدا)، فهل هذا صحيح؟ وما هو الرأي الصحيح في هذه المسألة وفقا لأهل السنة والجماعة؟ (وإذا كان ذلك صحيح [الكفر أو الارتداد]، فماذا أفعل؟
سؤال آخر: إذا فاتتني صلاة العصر (خرج وقتها ولم أصليها)، فهل أكفر بذلك (مع أني ما أزال أصلي الصلوات الخمس المفروضة يوميا)؟ أنا أعلم أني أفقد جميع أعمالي الصالحة في اليوم وفقا لرواية في صحيح البخاري، لكني أطرح سؤالي أعلاه عليك، وأنا أظنك على الحق وعلى طريقة الرسول صلى الله عليه وسلم. وجزاك الله خيرا

Jadi apa yang anda lakukan dengan seringnya melaksanakan shalat shubuh setelah matahari terbit atau setelah berlalu waktu shalat shubuh tanpa ada
Jadi apa yang anda lakukan dengan seringnya melaksanakan shalat shubuh setelah matahari terbit atau setelah berlalu waktu shalat shubuh tanpa adanya alasan-alasan yang dibenarkan syariat maka hal itu diharamkan dan termasuk didalam menyia-nyiakan atau melalaikan shalat karena itu diwajibkan bagi anda untuk bertaubat kepada Allah dan bertekad untuk tidak mengulanginya serta melaksanakan shalat-shalat fardhu diwaktu-waktunya.

Islam mengancam keras orang yang meninggalkan shalat lima waktu karena mengingkarinya maka orang itu adalah kafir dan keluar dari agama Islam, berdasarkan ijma para ulama.
Sementara para ulama berbeda pendapat tentang orang yang meninggalkan shalat dikarenakan malas atau meremehkannya ;

Para ulama Hanafi berpendapat bahwa orang itu adalah fasiq dan harus dipenjara serta dipukul dengan satu pukulan hingga mengalirkan darah sampai orang itu mau melaksanakan shalat dan bertaubat atau meninggal di penjara, begitu juga terhadap orang yang meninggalkan puasa ramadhan.
Para ulama Maliki dan Syafi’i berpendapat bahwa orang yang meniggalkan shalat tanpa suatu uzur walaupun dia hanya meninggalkan satu kali shalat maka orang itu diminta untuk bertaubat selama tiga hari seperti seorang yang murtad dan jika tidak mau bertaubat maka dibunuh.
Imam Ahmad berpendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat dibunuh disebabkan pengingkarannya. Maka barangsiapa meninggalkan shalat dan tidak ada persyaratan untuk membebaskannya maka yang ada hanyalah dibolehkannya dibunuh, untuk itu tidak ada pembebasan bagi orang yang tidak menegakkan shalat.
Sementara DR Wahbah lebih cenderung kepada pendapat yang pertama yaitu bahwa orang seperti itu tidaklah dihukum dengan kafir, berdasarkan dalil-dalil qoth’i yang banyak dan juga orang itu tidaklah kekal di neraka setelah dia mengucapkan dua kalimat syahadat, sabda Rasulullah saw,”Barangsiapa yang mengucapkan Laa Ilaha Illallah dan mengingkari segala yang disembah selain Allah maka terpelihara harta dan darahnya dan perhitungannya ada pada Allah swt.” (HR. Muslim) juga sabda Rasulullah saw,”Akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengatakan Laa Ilaha Illallah yang dihatinya masih ada kebaikan sebesar gandum. Akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengatakan Laa Ilaha Illallah yang dihatinya masih ada kebaikan seberat atom.” (HR. Bukhori)

Islam juga melarang setiap muslim yang melaksanakan shalat-shalatnya namun ia melalaikan waktu-waktunya, sebagaimana firman Allah swt :

Artinya : “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam : 59)

Kekuatan Kontrol Emosi ... Tinjauan Ilmiah dan Imaniah

Apa yang akan kami tampilkan pada tulisan ini dapat menyentuh setiap jiwa kita, bahkan boleh jadi artikel ini mungkin menjadi penyebab perubahan secara signifikan bagi beberapa pembaca yang belum mendapatkan ilmu ini ….


Apa yang akan kami tampilkan pada tulisan ini dapat menyentuh setiap jiwa kita, bahkan boleh jadi artikel ini mungkin menjadi penyebab perubahan secara signifikan bagi beberapa pembaca yang belum mendapatkan ilmu ini, atau apa yang disebut oleh para ilmuwan sekarang dengan bahasa pemrograman pada saat emosi, tapi apa yang dimaksud dengan bahasa pemrograman ini, dan dari mana asalnya? .. .

Siapa di antara kita yang pada satu hari tidak pernah menyesal terhadap kata yang diucapkan atau tindakan yang dilakukan? Siapa di antara kita yang tidak berpikir pada suatu hari dapat mengatur emosi dan perasaannya? Siapa diantara kita yang tidak ingin mampu mengendalikan hati dan tindakannya dihadapan orang lain?

Inilah beberapa pertanyaan yang ingin saya jadikan sarana untuk memulai penelitian guna memberikan gambaran dari apa yang akan kita fahami. Namun sebelum itu saya ingin menarik perhatian pembaca terhadap sesuatu yang menarik perhatian saya juga; bahwa buku-buku yang berhubungan dengan jawaban pertanyaan-pertanyaan ini banyak diminati oleh pembeli di tingkat dunia!

Bahwa apa yang akan kami tampilkan pada tulisan ini dapat menyentuh setiap jiwa kita, bahkan boleh jadi artikel ini mungkin menjadi penyebab perubahan secara signifikan bagi beberapa pembaca yang belum mendapatkan ilmu ini, atau apa yang disebut oleh para ilmuwan sekarang dengan bahasa pemrograman pada saat emosi, tapi apa yang dimaksud dengan bahasa pemrograman ini, dan dari mana asalnya? .. .

Apakah yang dimaksud dengan Neuro Linguistic Programming (NLP)?

Secara sederhana, banyak kalangan yang sudah mendengar akan istilah baru ini "NLP" "Neuro-Linguistic Programming", namun sayangnya sebagian dari mereka tidak memahami apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan ini dan apakah ada ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengannya?

Sebagian pembaca mungkin akan terkejut bahwa ilmu pengetahuan ini, dan ilmu yang telah ditemukan dan dikembangkan keilmiahannya lebih dari 30 tahun telah termaktub secara lengkap di dalam Al-Qur’an sejak empat belas abad yang lalu! Kami akan membuktikan fakta ini melalui serangkaian artikel secara imaniah dan ilmiah, dan dua hal ini adalah yang paling utama di antara yang lainnya, dan kita akan membaca apa yang dinyatakan dalam Al-Quran Al-Karim, lalu kita bandingkan dan tadabburkan sehingga kita dapat berkesimpulan bahwa Al Qur'anlah kitab yang pertama kali berbicara tentang NLP bukan para ilmuwan Amerika!

Bahwa ilmu ini muncul pada tahun tujuh puluhan yang lalu, sebab awal penemuannya adalah karena adanya persepsi diperlukannya pengembangan pengetahuan dalam diri manusia. Yang mana pada saat itu beberapa orang mencapai sukses besar dalam hidupnya, dan inilah yang menarik perhatian beberapa ilmuwan untuk memutuskan mempelajari alasannya. Kemudian mereka berkesimpulan pada dua point penting:

1 - Bahwa setiap orang pasti bisa mencapai kesuksesan dalam berbagai urusan hidupnya, yaitu dengan menggunakan apa yang ada pada keinginannya yaitu mencapai sukses, atau "strategi" dalam bekerja sehingga mampu membawa kesuksesan.

2 - Setiap orang pasti memiliki kemampuan untuk mencapai sukses, itu berarti bahwa kita juga bisa mencapai sukses serupa jika kita mengikuti jalan yang sama.

Jadi, secara sederhana kita bisa katakan: bahwa ilmu Neuro Linguistic Programming (NLP) ini adalah "cara mengendalikan otak Anda"! (1).

Program ini sangat bergantung pada bekal pengetahun pembaca terhadap berbagai metode, ide dan keterampilan yang membuatnya menjadi seorang yang sukses dan berpotensial. Namun hal yang paling menjamin Anda untuk sukses adalah bagaimana mengendalikan ego diri atau otak atau kontrol terhadap emosi, yang mana – secara sederhana – cara belajar bagaimana mengoptimalkan pikiran Anda!

Para ilmuwan telah menemukan bahwa emosi dan perasaan serta indera yang ada pada diri manusia tidak berjalan secara acak seperti yang diduga sebelumnya, namun ada program yang secara ketat selalu mengontrolnya, dan inilah rahasia adanya peluncuran istilah "pemrograman" pada ilmu ini.

- Kata "Pemrograman" menunjukkan bahwa ada program khusus tentang emosi dan perasaan yang dapat dikendalikan oleh program, sama seperti kita mengendalikan komputer!

- Kata "Bahasa" adalah penggunaan kata-kata untuk berkomunikasi dengan orang lain dan berkomunikasi dengan diri sendiri. Setiap penggunaan bahasa selalu berada dalam bimbingan emosi.

- Kata "Emosi" berarti bahwa kita harus menyadari bagaimana sistem saraf dan psikologis kita bekerja untuk dapat mengendalikan dan membimbingnya ke arah yang kita inginkan. Sama seperti pengetahuan tentang komputer yang sedang Anda gunakan, semakin banyak pengatahuan tentang perangkat yang ada dihadapan Anda, maka semakin baik dalam memiliki kemampuan dan mengontrol perangkat ini dan mengambil keuntungan dan manfaat dari berbagai fitur-fiturnya (2).

Bahwa pemrograman sangat penting bagi manusia yang sehat sebagaimana sangat penting bagi manusia yang sedang sakit, karena itu tidaklah penting bagi Anda yang sedang menghadapi suatu masalah sehingga harus memiliki dan mempelajari kaidah-kaidah pemrograman, namun sebaliknya Anda harus dapat mengambil keuntungan dari kaedah-kaedah ini dan mencoba berlatih mengaplikasikannya pada saat kondisi sehat dan prima, karena hal tersebut akan membuat Anda lebih kuat pada saat mengalami dilema dan kondisi sulit.

Saya akan memberitahukan kepada Anda wahai pembaca yang budiman bahwa salah satu dari kami memiliki banyak kelebihan dalam kemampuan dan potensi namun tidak mampu menggunakannya karena kurangnya pengetahuan tentang hal itu! Padahal itu akan memberikan lebih banyak solusi dari suatu masalah dari sekedar menyadari besarnya masalah ini!!



Gambar (1) Anda bisa membayangkan otak Anda sebagai satu unit perangkat presisi-rekayasa, yang beroperasi sesuai dengan program khusus, dan Andalah yang akan menglelola program ini dan ini adalah bagian dari kunci kesuksesan! Adapun jika Anda tidak menyadari kenyataan ini, maka otak Anda akan diatur oleh teman-teman, keluarga, masyarakat dan pengaruh-pengaruh lain yang ada di sekitar Anda, dan Anda akan menjadi orang yang emosional dan tidak mampu mengendalikan diri atau emosi.

Bagaimana mengendalikan emosi?

Ini adalah suatu proses yang sangat sederhana dan hanya perlu menemukan hukum yang sederhana dan mempraktekkan hukum ini. Saat ini, para ilmuwan mengatakan bahwa ada otak yang ada di dalam dapat mengendalikan emosi dan perasaan manusia dan bahkan mampun mengendalikan berbagai tindakan! Namun hal ini kita tidak menyadari langsung karena berada di bawah sadar atau tersembunyi.

Namun berbagai percobaan membuktikan akan fakta ilmiahnya yaitu bahwa pikiran sadar saat kita berpikir di dalamnya serta berinteraksi denganya merupakan hubungan komunikasi langsung dengan akal bawah sadar dengan saluran yang sempit. Sebagai contoh, Anda dapat memberikan pesan kepada pikiran bahwa Anda Anda harus melakukan sesuatu. Dan bersamaan dengan terulangnya pesan, maka pikiran bawah sadar akan merespon dan mulai melakukan perubahan.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa masa di mana komunikasi aktif antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar adalah masa sebelum tidur selama beberapa menit, dan setelah bangun dari tidur selama beberapa menit. Adalah Dr Joseph Murphy yang telah mendapatkan suatu kesimpulan setelah melakukan ribuan percobaan dalam bukunya "Kekuatan pikiran bawah sadar Anda" (3), yang telah terjual lebih dari satu juta eksemplar! Hasil ini adalah cara terbaik untuk mengendalikan emosi dan marah dengan frekuensi yang dilakukan setiap hari sebelum tidur dan setelah bangun tidur dengan ungkapan seperti berikut: "Mulai saat ini Saya akan menjadi seorang laki-laki yang tenang dan seimbang, jauh dari emosi dan hasilnya akan muncul pada prilaku saya keesokan harinya."

Dr Murphy telah mengobati banyak kasus melalui metode ini dan hasilnya sangat bagus dan semua orang merasakan adanya perbaikan dalam emosi bahkan diantara mereka ada yang menjadi lebih tenang dan santai daripada orang rata-rata!

Sekarang kami berharap bahwa semua orang tahu, terutama mereka yang tidak yakin dengan ajaran Islam bahwa Nabi saw telah berbicara tentang fenomena ini dengan jelas, beliau telah menyampaikan tentang pentingnya komunikasi dalam pikiran bawah sadar sebelum tidur dan sesudah bangun dari tidur, dan memerintahkan kita untuk memanfaatkan masa tersebut dengan berdoa. Doa apakah itu?

Rasulullah saw telah mengajarkan kepada kita untuk selalu membaca doa sebelum tidur, yaitu:

"اللهم إني أسلمتُ وجهي إليك وفوضّتّ أمري إليك وألجأتُ ظهري إليك رغبة ورهبة إليك لا ملجأ ولا منجى منك إلا إليك آمنتُ بكتابك الذي أنزلت وبنبيك الذي أرسلت"

“Ya Allah, aku menyerahkan wajahku kepada Engkau dan aku serahkan segala urusanku kepada-MU, aku sandarkan tubuhku kepada-MU, dalam suka dan duka kepada-MU, sesungguhnya tidak ada tempat untuk bersandar dan memohon kecuali kepada-MU, aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau berikan kepada Nabi sebagai utusan-MU”.

Marilah merenung bersama saya bagaimana kata-kata ini memberikan pesan pengkondisian terhadap sikap gundah, masalah dan problematika sosial yang telah terakumulasi akhir-akhir ini! Berapa banyak kata-kata ini mampu memberikan ketenangan dan ketentraman serta stabilitas diri bagi mereka yang mengatakannya sebelum tidur.

Para ilmuwan Amerika memperlakukan pasien dan mengajarkan kepada mereka untuk berbicara pada diri sendiri: "Setelah ini saya akan menjadi orang yang tenang dan seimbang serta jauh dari emosi dan hal ini akan tampak hasilnya pada perilaku saya esok hari ..".

Namun Nabi saw juga mengajarkan kepada kita bagaimana berkomunikasi dengan Allah dan menyerahkan kepada-Nya segala kegundahan dan perasaan yang ada dihadapan-Nya, serta menyerahkan segala urusan kepada-Nya karena Dialah yang memberikan keputusan sesuai dengan kehendak-Nya. Pertanyaannya adalah: Apakah ada yang lebih indah dan lebih baik yang menjadi dokter selain Allah?!

Kita ingat di sini kata-kata Ibrahim as:

"الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ * وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ * وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ * وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ * وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ"

“Dialah yang menciptakanku dan memberikan petunjuk kepadaku * yang memberikan makan dan minum kepadaku * jika aku sakit Dialah yang menyembuhkanku*dan Dia pula yang mematikan dan menghidupkanku kembali*dan Dialah Zat yang aku berharap akan mengampuni dosa-dosaku pada hari pembalasan nanti” (As-Syuara:78-82).

Jadi, inilah pemrograman Alquran yang mengajarkan kepada kita aturan yang paling penting dalam penyembuhan; bahwa Allah adalah Zat yang mampu mengobati bukan akal bawah sadar atau dokter, dan keduanya tidak lain kecuali sebagai sarana yang diciptakan oleh Allah untuk digunakan sebagai cara penyembuhan. Ini berarti bahwa kekuatan untuk menyembuhkan melalui Al-Quran jauh lebih besar daripada perawatan diri, tetapi jika menggunakan Al-Qur’an dan Psikologi secara bersamaan maka hasilnya akan sangat bagus dan signifikan.

Sekarang kita akan coba mebahas langkah praktis untuk pengobatan emosi dari sisi ilmu pengetahuan modern dan Al-Qur'an Al-Karim.

Langkah-langkah Ilmiah dan praktis untuk pengobatan emosional kronis

1 – Selama lebih dari setengah abad yang lalu Para psikolog menegaskan bahwa ada langkah mendasar yang harus dilakukan untuk mengatasi emosi, yaitu pengakuan adanya ketidakseimbangan atau penyakit. Karena emosi psikologis jika terus berkembang maka akan menjadi penyakit yang terus menghantui diri seseorang sepanjang hidupnya, dan penyakit ini tidak akan bisa sembuh kecuali dengan adanya pengakuan bahwa penyakit ini ada dalam dirinya dan harus bergerak cepat untuk melakukan langkah penyembuhannya.

Ini adalah fakta ilmiah dan bukan pendapat para psikolog, atau sekedar teori yang bisa salah dan bisa benar, hal demikian terjadi karena para ilmuwan telah menegaskan akan fakta ini, atau secara nyata seseorang dapat berkomunikasi dengan dirinya setelah muncul emosi secara langsung dan mencoba mengakui terhadap dirinya bahwa dirinya sangat cepat dan melakukan kesalahan dalam emosi ini. Ini adalah langkah yang paling penting dalam pengobatan emosi.

2 – Langkah kedua dan juga sangat penting serta sebagai komplementer untuk yang pertama adalah mencoba memberikan pesan kepada dirinya dengan mengatakan kepadanya: "Aku harus menghentikan emosi, karena ini merupakan tindakan salah dan mengakibatkan hasil yang tidak baik serta menyebabkan banyak malu."

Pesan ini harus diulang dan merasakan adanya kepuasan terhadapnya, dengan kata lain harus meniatkan diri untuk tidak kembali pada sikap emosi yang dapat merugikan dirinya sendiri.

3 - Ada langkah praktis lain yang harus dilakukan oleh orang yang "emosional" yaitu memulai segera secara aplikatif bersikap toleran dan pemaaf terhadap orang lain. Dalam penelitian telah ditemukan bahwa manusia yang paling panjang usianya adalah orang yang paling toleran dan pemaaf! Jadi, Anda harus memiliki kemampuan untuk mentolerir dan memaafkan orang-orang yang menyakiti, menyinggung atau mengganggu Anda. Karena tanpa langkah ini, Anda tidak akan mampu memperbaiki diri dan emosi akan tetap mengendalikan diri Anda. Sebagaimana para peneliti saat ini juga menegaskan bahwa dengan berinfak (mengeluarkan sebagian harta) kepada fakir miskin dan membantu mereka memperoleh sesuatu mendapatkan ketenangan dan kenyamanan hidup, akan mengobati penaykit emosi yang ada dalam dirinya (4).

Bahwa sikap pemaaf atau toleran sangatlah urgen dan penting karena keduanya akan menjadi sarana penyembuh emosi dari akarnya, karena alasan utama yang ada di balik setiap emosi adalah perasaan bahwa orang lain telah menyakitinya dan kemudian mencoba bereaksi secara emosional terhadap mereka dalam bentuk balas dendam. Jika diputuskan untuk mengirim pesan kepada dirinya maka pada saat yang bersamaan dirinya harus mentolerir orang lain dan mengulangi pesan ini lalu menemukan diri agar selalu toleran dan memaafkan!

4 - Ada prosedur internal lain yang harus dilakukan yaitu perlawanan terhadap emosi dan berusaha memadamkan api dengan mengulangi pesan: "Aku harus menahan emosi sekecil apapun" (5).

Pesan ini akan menemukan jalannya akal bawah sadar yang merupakan kontrol utama emosi.

5 – Sebagaimana ada cara lain yang dapat dilakukan yaitu melakukan aktivitas apapun dan meyakini diri bahwa perbuatan tersebut akan mengarah pada keberhasilan yang Anda inginkan, namun ketika hal tersebut gagal maka harus diubah dengan cara lain dan melakukan tindakan/aktivitas lain untuk mencapai kesuksesan yang diinginkan. Karena yakin terhadap kesuksesan adalah bagian dari keberhasilan, maksudnya adalah bahwa jika Anda yakin bahwa Anda akan berhasil dalam melakukan sesuatu maka keyakinan tersebut akan menjadi cara yang efektif untuk menuju keberhasilan dalam suatu pekerjaan.

Karena itu, Anda harus yakin dan sangat yakin bahwa Anda memiliki kemampuan untuk menyembuhkan emosi sehingga penyakit ini akan hilang dengan mudah dan gampang, namun Anda harus mengkomunikasikan diri dan terus-menerus mendorongnya untuk menghilangkan sikap emosi ini dan tidak keras kepala atasnya.



Gambar (2) Bahwa otak Anda wahai pembaca yang mulia adalah sebuah mesin yang selalu siap menerima perintah dan petunjuk, jika mesin ini diarahkan pada berbagai pesan yang bermanfaat secara terus-menerus maka Anda akan berhasil menyembuhkan emosi dan Anda yakin akan hal tersebut, karena mesin ini akan menjawab secara bertahap, dan Anda akan memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi ini. Ingat jangan pernah meninggalkan pesan-pesan negatif atau gelap terhadapa otak Anda, namun berikan dan masukkan pesan-pesan yang positif dan cerah saja ke dalam otak Anda.

Sekarang, setelah kita melihat langkah-langkah perawatan secara ilmiah pada pemrograman otak manusia, bagaimana dengan pemrograman yang ada dalam Al-Quran??!

Langkah-langkah perbaikan melalui kitab suci Al-Qur’an

Al-Qur’an telah memberitahukan kepada kita tentang sifat dan karakteristik surga yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang bertaqwa:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. [Ali Imran: 133].

Namun apa saja karakteristik dan sifat orang-orang yang betaqwa?

Allah berfirman dalam ayat berikutnya:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. [Ali Imran: 134].

Ayat diatas mencakup tiga tindakan nyata dalam melakukan perbaikan diri dari emosi:

1 – Berinfak dari sebagian harta yang dimiliki pada orang miskin: Ini dibenarkan oleh para ulama bahwa yang demikian akan mendapatkan semacam stabilitas psikolog manusia: “Mereka yang berinfak pada waktu senang dan susah”.

2 – Berusaha untuk memadamkan api emosi dengan berbagai cara dan tidak mentolerirnya sehingga meluncur ke arah yang lain: Kaidah inilah yang dikenal orang banyak dengan kedisiplinan diri (6): “Dan yang mampu menahan amarah”.

3 – Sebagaimana ayat diatas juga mencakup praktek sikap toleran dan memaafkan terhadap orang lain, hal inilah yang banyak ditegaskan oleh para ulama sekarang bahwa toleran dan pemaah adalah cara terbaik untuk mengatur emosi. “Dan orang-orang mudah memberikan maaf kepada orang lain”.

Kemudian akan kita baca dan bahas ayat selanjutnya dimana Allah berfirman:

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”. (Ali Imran: 135).

Ayat diatas juga mencakup tiga langkah praktis untuk mengobati kezhaliman diri, dan kita semua tahu bahwa emosi dan terburu-buru serta ceroboh adalah jenis kezhaliman manusia terhadap dirinya sendiri. Adapun tiga langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1 - Pengakuan terhadap dosa dan kesalahan: ketika orang berimana melakukan kesalahan atau kezhaliman terhadap dirinya sendiri, emosi atau ceroboh dalam dalam melakukan suatu tindakan maka harus segera menyadari dan mengakui kesalahannya: “Mereka yang selalu memohon ampun terhadap kesalahan-kesalahan mereka”, Ayat tersebut menegaskan akan adanya pengakuan bersalah, karena mohon ampun dan meminta pengampunan Allah tidak akan terjadi kecuali setelah orang yang beriman merasa bersalah dan berdosa lalu bersegera mohon ampun kepada-Nya. Para peneliti menegaskan bahwa pengakuan bersalah terhadap diri sendiri adalah jalan menuju perbaikan diri. Namun Al-Quran memerintahkan kepada kita untuk mengakui dosa-dosa kepada Allah SWT semata!! Karena Dialah Zat yang paling mampu untuk memberikan kesembuhan.

2 –Yakin bahwa emosi dan kesalahan ini dapat diobati: Para ulama menegaskan bahwa tingkat keyakinan pasien merupakan setengah dari pemulihan sekalipun banyak, dan inilah makna dari ayat Allah: “Dan tidak ada yang mampu memberikan ampunan kecuali Allah”Bahwa kata-kata memberikan perasaan percaya diri yang tinggi dan besarnya kemungkinan mendapat pengampunan dosa dan bahwasanya emosi ini mungkin tidak akan terulang lagi.

3 – Para ulama dan ilmuwan NLP juga menegaskan bahwa cara yang paling ideal untuk mengobati mental disorders dan emosi, adalah dengan memiliki kehendak yang cukup dan kuat untuk tidak mengulangi emosinya dan tidak keras kepala atasnya. Pertanyaannya adalah: Bukankah itu yang disebutkan dengan ayat ini: “Dan tidak bersikeras pada apa yang mereka lakukan?

Sekarang perhatikan teks Al-Quran:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ * الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ * وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ * أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah Sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal”. (Al-Imran: 133-136).

Tanyalah kepada orang yang telah mencobanya!!

Saya akan memberitahukan kepada Anda sesuatu yang sangat penting yang sedang terjadi pada diri saya sejak dua puluh tahun yang lalu ketika saya menghafal Kitab Allah (Al-Qur’an), bahwa saya selalu berhenti pada sebagian ayat yang memberikan pengaruh terhadap diri saya, lalu saya ulangi puluhan kali dan kemudian saya tulis di atas kertas dan meletakkannya di depan mata sambil merenungkan kata-kata dan maknanya, dan pada waktu itu saya merasakan bahwa ayat-ayat ini memberikan dampak besar pada keimanan, keyakinan dan prinsip-prinsip yang ada pada diri saya.

Karena itu saya tidak akan pernah lupa pada salah satu yang indah dan menakjubkan yang saya tulis dan saya tempel di dinding kamar tidur saya, yaitu firman Allah: “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, Maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Yunus: 107).

Saya sampaikan kepada Anda wahai pembaca budiman, bahwa ayat ini telah menyembuhkan saya lebih dari 90 persen dari perasaan sedih, depresi, gelisah, takut dan ragu-ragu! Bagaimana caranya hal itu bisa terjadi?

Saat ini banyak hal yang menyebabkan orang menderita perasaan sedih dan depresi oleh karena frustrasi yang dialami oleh manusia akibat gagal dalam mengerjakan sesuatu, atau adanya kesalahan dalam perilaku atau ceroboh dalam mengeluarkan kata-kata lalu ditemukan bahwa hal tersebut adalah salah, atau sebagai hasil kegagalannya dalam suatu ujian atau kegagalan dalam menjalin hubungan cinta.

Ketika saya tahu bahwa setiap kesulitan yang menimpa diri saya adalah berasal dari Allah, dan merupakan perkara yang telah ditakdirkan oleh Allah sebelum diciptakan, dan bahaya ini tidak mungkin dapat dihilangkan dan tidak ada seorangpun dapat menghilangkan dan mengungkapnya kecuali Allah yang Maha Kuasa semata. Maka sayapun berkata: Kenapa saya harus sedih, cemas dan frustrasi? Jika Allah adalah Maha Penyayang dari orang yang berkasih sayang pasti mampu mendeteksi kerusakan ini, Dan apakah ada yang lebih indah daripada ini?

Sungguh kepuasan yang baru ini telah merubah banyak hal baru dalam hidup saya, maka berubahlah waktu yang telah kita habiskan untuk berpikir tentang masa lalu terhadap berbagai kesalahan dan masalah, kali ini beralihlah kepada waktu yang lebih efektif dengan selalu membaca Al-Quran, dan saya membacanya atau mempelajari sesuatu yang baru dari berbagai ilmu pengetahuan!

Jadi marilah sama-sama melihat kata-kata ini “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia” Bagaimana mampu mengubah kehidupan manusia secara keseluruhan, dan bagaimana mengubah waktu yang hilang kepada waktu berbuah dan efektif!

Namun bagaimana dengan bagian kedua dari ayat ini? “Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, Maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya”. kata-kata ini penuh dengan kasih sayang, optimisme dan vitalitas yang mampu memberikan perubahan dalam banyak hal.

Saya telah berkali-kali menderita rasa cemas dan takut tentang hal-hal yang akan terjadi, atau membayangkan bahwa hal itu akan terjadi, seperti kegagalan prediksi dalam pekerjaan, atau harapan dari kesalahan dalam pelaksanaan. Bahkan dengan demikian saya sering menjadi ragu-ragu untuk melakukan sesuatu: Apakah saya mampu melakukannya atau tidak?

Namun ketika saya membaca kata-kata ilahiyah ini saya menyadari bahwa kebaikan apapun yang akan menimpa saya tidak mungkin datang keluar dari kehendak Allah! Sebagaimana saya juga mengakui bahwa suatu kebaikan yang akan menghampiri saya, tidak akan ada yang dapat menolaknya atau membuat dia menjauh dari saya kecuali Allah SWT!

Saya berkata pada diri saya sendiri, jika semua kebaikan adalah dari Allah, kenapa saya harus cemas dan takut? Jika hal yang saya akan lakukan dan khawatirkan tentang konsekuensinya (hasilnya), jika konsekuensi ini (hasilnya) berada di tangan Allah dan Dialah yang akan memberikan saya semua kebaikan maka tidak ada yang mampu menghentikannya, jadi mengapa harus bimbang untuk melakukannya, selama itu baik dan diridhai oleh Allah?

Hasilnya adalah bahwa ayat tersebut memberikan kontribusi dalam memberantas keraguan, ketakutan dan kecemasan, dan sungguh ayat rabbaniyah ini telah memberikan perubahan perilaku saya. Tidak ada lagi keraguan dalam diri saya sebelum melakukan sesuatu. Maksudnya apa? Ini berarti penghematan waktu juga, sekarang saya memiliki banyak waktu untuk dapat memperoleh manfaat dalam melakukan pengembangan ilmu dan pengetahuan saya.

“Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Ini adalah bagian ketiga dari ayat yang mulia, ini berarti bahwa Allah adalah yang memberikan pilihan kepada saya dan kepada siapa yang Dia kehendaki untuk diberikan kebaikan, jadi bagaimana saya bisa menjamin bahwa Allah akan memberikan kebaikan kepada saya? pertama-tama bagaimana kita harus memperbaiki hubungan dengan Allah Yang Mahakuasa.

Bahwa langkah pertama dalam memperbaiki hubungan kita dengan Allah adalah menghadapkan jiwa dan wajah sepenuhnya (dengan penuh keikhlasan) kepada Allah, tidak ada kepentingan lain kecuali mengharap ridha Allah, maka dengan itu keluarlah hasil bahwa ayat ini sekalipun singkat namun penuh dengan petunjuk yang mampu mengubah perilaku manusia sepenuhnya, ayat ini adalah sarana untuk melakukan repemrograman otak dan mengubah informasi yang tersimpan dengan informasi yang mampu mengontrol perasaan ragu, takut dan cemas menuju informasi yang penuh dengan kekuatan, optimisme dan kepercayaan diri, serta ketenangan jiwa.

Akhirnya

Anda harus memahami bahwa cara terbaik dan singkat untuk melakukan repemograman otak adalah mulai dengan membaca ayat-ayat Al-Quran, bahkan cobalah untuk merancang dan melestarikan hafalan Al Qur'an tanpa melihat keberhasilan atau kegagalan untuk melakukannya, Anda hanya perlu merancang dan tidak peduli terhadap informasi negatif yang dilakukan oleh iblis kepada Anda, cukup Anda berkata:

"Aku berniat menghafal Al Qur'an dan saya akan menerapkan ini dan aku berharap kepada Allah untuk membantu saya. "

Cobalah mengulangi terus pesan ini sebelum tidur dan setelah bangun tidur.

Saya yakin bahwa Anda pasti akan berhasil menghafal Al-Qur’an (dan inilah yang terjadi pada diri saya), dan Anda akan melihat perubahan besar dalam hidup Anda sebagai hasil dari menghafal ini, Anda juga akan melihat bagaimana perasaan takut, cemas, ragu dan sedih mulai memudar, dan bagaimana terjadi perubahan untuk memiliki perasaan optimis dan percaya diri, bahagia dan sukses.

Anda akan melihat setelah Anda memulai dari sebuah mimpi mengalami perkembangan untuk bisa menghafal dan memiliki kemampuan mental untuk itu, bagaimana terjadi perubahan terhadap memori seratus kali lebih baik, bagaimana menjadi lebih mampu berinteraksi dengan orang lain dan bahkan lebih banyak memperoleh keyakinan terhadap mereka, Anda juga akan menemukan diri Anda lebih baik untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain dan lebih mampu mengungkapkan apa yang Anda inginkan dengan mudah dan nyaman (Ini yang terjadi pada diri saya juga)!

Mungkin Anda wahai pembaca yang budiman bertanya-tanya apakah pembicaraan ini sangat berlebihan? Saya katakan bahwa pembicaraan ini hanya berdasarkan pengalaman yang nyata bukan sekedar teori yang tidak sulit untuk diterapkan.

Saya akan sampaikan kepada Anda sesuatu yang mungkin Anda sulit mempercayaianya!

Ketika saya masih kuliah di sebuah universitas, pada awal tahun pertama, pelajaran matematika merupakan pelajaran yang paling sulit bagi saya, dan saya telah melakukan ujian sebanyak enam kali pada pelajaran ini dan terus gagal, bahkan untuk mencapai nilai minimal saja tidak mampu mencapainya. Namun, setelah saya menghafal Al-Qur’an, saya mampu menulis enslikopedi tentang keajaiban angka dalam Al-Qur'an, dan tulisan ini memiliki tebal 700 halaman, semuanya merupakan fakta-fakta yang saya temukan dalam Al-Quran bukan karena kelebihan diri saya, namun berkat rahmat Allah dan hafalan Al-Qur'an!

Pertanyaannya adalah wahai saudaraku tercinta: Apakah Anda merasa yakin dengan pemrograman ilahiyah melalui Al-Qur’an ini?

---------------------

Abdul daem al-Kaheel

www.kaheel7.com/id

Yvonne Ridley: Ketika Seorang Perempuan Keluar Memakai Jilbabnya, Ia Sedang Berjuang Untuk Islam

Eramuslim- Yvonne Ridley, penulis dan komentator Inggris terkenal, sudah cukup lama memeluk Islam. Banyak hal yang sering ditanyakan kepadanya terkait perpindahan agamanya itu terutama karena ia memeluk Islam setelah berinteraksi dengan para pejuang Taliban. Berikut ini adalah berbagai hal yang sering ditanyakan kepadanya.


Berapa banyak yang Anda tahu tentang Islam sebelum menjadi seorang Muslimah?

Saya hanya tahu sedikit tentang Islam sebelum menjadi Muslimah. Saya hanya tahu apa yang dikatakan oleh media belaka.

Bagaimana Anda memeluk Islam?

Ketika saya ditangkap oleh Taliban, seorang ulama agama mendatangi saya. Dia bertanya pada saya beberapa pertanyaan tentang agama, dan ia juga bertanya apakah saya ingin masuk Islam. Saya ketika itu sangat takut bahwa saya jika memberikan jawaban yang salah, saya akan dibunuh. Setelah berpikir hati-hati, saya berterima kasih kepada ulama tersebut, dan mengatakan bahwa akan sulit bagi saya untuk membuat keputusan yang mengubah hidup sementara saya ditawan. Tap, saya berjanji, jika saya dibebaskan dan kembali ke London, saya mempelajari Islam.

Jadi setelah dibebaskan, saya membaca sebuah terjemahan bahasa Inggris dari Al Qur'an. Ketika saya pulang ke Inggris, saya mencari-cari dalam indeks Al Qur'an, dan membaca bab yang berbeda. Saya kagum dengan hak-hak dalam Islam yang diberikan kepada perempuan, dan itulah yang benar-benar membuat saya tertarik dengan Islam.

Setelah memeluk Islam, bagaimana dukungan terhadap Anda? Bagaimana mungkin seorang gadis pesta dan bergaya hidup Barat, tiba-tiba memeluk Islam?

Ya dan tidak. Saya mendapat banyak dukungan dari saudara saya, saya pikir saya lebih beruntung daripada banyak mualaf yang lainnya. Beberapa mualaf benar-benar membutuhkan dukungan sangat dekat dan pengawasan hampir setiap hari. Sayangnya, banyak dari kami (para mualaf) yang ditinggalkan begitu kami mengatakan kita telah ber-syahadat. Bahkan, saya ingin mengatakan kepada saudara-saudara di luar sana, tahun pertama bagi mualaf merupakan tahun sangat penting. Harap jangan meninggalkan kami setelah kami mengikrarkan Syahadah.

Apa yang menjadi tantangan terbesar Anda setelah memeluk Islam?

Belajar menjadi orang yang lebih baik. Hal ini mungkin terdengar aneh karena saya pikir saya bukanlah orang yang buruk sebelum memeluk Islam, tapi saya perlu belajar etiket Islam, seperti menjadi sabar dan toleran. Bagi mereka yang mengenal saya cukup baik tahu bahwa itulah saat yang berat buat saya.

Bagaimana keluarga dan teman-teman menerima Anda? Apa reaksi mereka?

Semua orang terkejut. Tetapi setelah beberapa saat, mereka tahu bahwa saya bahagia dan sehat. Mereka melihat bahwa apapun itu dalam hidup saya, saya melakukannya dengan sangat baik dengan itu. Teman perempuan saya bertanya, "Apakah kamu masih berpacaran?" saya jawab, "Mengapa kamu masih berpikir bahwa dengan semua hal ini hanya karena harus seorang lelaki?" Maksud saya, Anda harus menerima bahwa saya telah menemukan sesuatu yang memberi saya banyak kebahagiaan, kekuatan batin, dan spiritualitas.

Dengan semua riuh-rendah tentang jilbab, bagaimana Anda mengatasinya ketika Anda memakai jilbab di Inggris?

Saran saya untuk para politisi adalah jauhilah lemari pakaian kami. Saya tidak langsung mengenakan jilbab, dan saya sangat senang Anda bertanya tentang ini. Ketika seorang perempuan memakai jilbab keluar rumahnya, ketika itu ia sedang berjuang untuk Islam, dia ada di garis depan. Ketika berada di luar rumah, semua pelecehan akan dialamatkan kepadanya. Sayangnya, beberapa Muslimah diserang secara fisik karena perdebatan tentang jilbab yang dimulai oleh politisi yang keliru.

Saya salut kepada Muslimah yang memakainya, saya salut akan kekuatan, keberanian dan keyakinan iman mereka.

Untuk mereka yang tidak memakainya, saya akan memberitahu orang-orang di sekitar mereka untuk bersabar dan memberi mereka waktu. Kita semua dalam perjalanan spiritual, beberapa dari kami mencapai tingkat yang jauh lebih cepat daripada yang lain. Ini perlu waktu. Kita tidak harus kritis kepada saudara kita yang tidak mengenakan jilbab, karena ada banyak tekanan dan tegangan. Alih-alih bersikap kritis, kita harus mendukung dan membantu mereka.

Saya pribadi, memakai jilbab butuh waktu bagi saya, dan merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan saya sebagai seorang Muslimah. Setiap hari saya berkembang, dan jika kita berbincang dua puluh tahun kemudian, saya masih akan tetap belajar tentang Islam, insyaAllah.

Menurut Anda apa yang diketahui oleh orang-orang non-Muslim tentang Islam?

Kita harus menympaikan kepada Barat bahwa perempuan Muslimah tidak tertindas. Ada banyak isu yang memengaruhi perempuan Barat dan wanita Muslim. Dan apa yang akan saya katakan kepada wanita non-Muslim adalah bahwa ada cukup banyak substansi dan karakter di bawah kerudung itu. Jika anda melihat, Anda akan menyadari bahwa ada beberapa hal yang luar biasa; ada banyak perempuan Muslimah yang berkecimpung di dunia politik, kesadaran internasional, terampil, multi-berbakat di bawah kerudung itu. Jadi, bukannya menghabiskan begitu banyak waktu untuk bertanya-tanya ada apa di balik jilbab itu. Ada banyak feminis Islam. Dan mereka jauh lebih radikal daripada rekan-rekan sekuler mereka.

Lauren Booth: Mengapa Saya Mencintai Islam

Eramuslim- Lauren Booth, dalam sepekan terakhir ini menjadi salah satu pembicaraan hangat di Inggris. Maklum, Booth sepekan yang lalu menyatakan bahwa ia telah masuk Islam. Bukan apa-apa, yang membuat berita ini seperti mengguncang Inggris, itu karena Booth adalah saudara ipar dari Tony Blair, mantan Perdana Menteri Inggris. Bagaimana sebenarnya proses dan kehidupan Booth sekarang? Berikut petikan wawancaranya yang diambil dari The Daily Mail.


Bagaimana perasaan Anda sekarang ini?
Saya tahu ini semua tampak tidak masuk akal, tetapi keputusan untuk memeluk Islam tersebut akan menentukan setiap aspek kehidupan saya bawah rel yang mengekspresikan kegembiraan.

Bisa diceritakan awal mulanya?

Mari kita kembali ke Januari 2005, ketika saya tiba sendirian di Tepi Barat untuk liputan The Mail on Sunday. Saya tidak pernah menghabiskan waktu bersama orang-orang Arab, atau Muslim. Saat saya terbang ke Timur Tengah, pikiran saya penuh dengan kalimat-kalimat biasa : ekstremis radikal, fanatik, kawin paksa, pembom bunuh diri dan jihad.

Saya tiba di Tepi Barat tanpa mantel, dan saya menyimpan otoritas bandara Israel di koper saya.

Saya berjalan di Ramallah, dan seorang perempuan menggamit tangan saya tiba-tiba. Saya menggigil. Ia berbicara cepat dalam bahasa Arab, membawa saya ke sebuah rumah di sisi jalan. Apakah saya diculik oleh seorang teroris tua? Selama beberapa menit, dari lemari pakaian putrinya, ia mengeluarkan mantel, topi dan syal.

Saya kemudian dibawa kembali ke jalan dan dipeluk hangat. Tidak ada kata apapun ketika itu di antara kami. Itu adalah sebuah kemurahan hati yang tidak pernah saya lupakan.

Kemudian?

Secara bertahap saya menemukan ekspresi seperti MasyaAllah!', 'Alhamdulillah!' dalam percakapan sehari-hari saya. Saya selalu berdoa dan, sejak kecil, telah menikmati cerita Yesus dan para nabi kuno. Saya sekolah di Brownies, saya dibesarkan dalam rumah tangga yang sangat sekuler. Saya, dulu selalu bangga dengan rambut pirang indah saya dan, ya, tubuh saya.

Selesai?

Pada tahun 2007 saya pergi ke Libanon. Saya menghabiskan empat hari dengan mahasiswa perempuan, semuanya mengenakan jilbab lengkap. Mereka adalah temen-teman yang memesona, independen dan vokal. Mereka bukan gadis pemalu, tidak dipaksa kawin seperti yang saya bayangkan.

Saya sering datang ke masjid. Di sana, ada anak-anak yang bermain, nenek duduk membaca Al-Quran di kursi roda dan sebagainya.

Anda sempat ragu dengan pilihan hidup Anda?

Saya bertanya; apakah saya siap masuk Islam? Apa yang akan dikatakan dunia, teman-teman dan keluarga saya? Apakah saya siap untuk untuk berperilaku moderat dalam banyak hal?

Dan inilah hal yang benar-benar aneh. Saya tidak perlu khawatir tentang hal-hal itu, karena entah bagaimana menjadi seorang Muslim itu sangat mudah.

Sudah sejauh mana Anda membaca Al-Quran?

Sejauh ini saya baru sampai 100 halaman saja, beserta terjemahannya. Al-Quran adalah teks yang serius. Ini akan membantu saya untuk belajar bahasa Arab tapi itu juga akan memakan waktu cukup lama. Saya berhubungan dengan beberapa masjid di London Utara, dan saya berharap bisa rutin mengunjunginya, setidaknya sekali seminggu.

Menurut Anda, jilbab itu bagaimana?

Pakaian sederhana. Mengenakan jilbab berarti saya siap untuk pergi keluar lebih cepat daripada sebelumnya. Padahal saya baru saja mencat merah rambut saya beberapa minggu yang lalu. Ini adalah negara toleran dan tidak ada yang tampak curiga sejauh ini.

Reaksi teman-teman Anda yang non-Muslim?

Mereka penasaran ketimbang memusuhi saya. Mereka bertanya: 'Apakah itu akan mengubah kamu?’, ‘Kita masih teman kan?’, ‘Kita masih minum (bir) kan?’.

Jawaban Anda?

Jawaban atas dua pertanyaan pertama adalah ya. Yang terakhir tentu tidak. Saya berasal dari latar belakang keluarga yang alkoholisme. Saya akan menghindari barang-barang (memabukan) itu. Apa yang bisa lebih baik? Saya tumbuh di sebuah rumah tangga yang penuh dengan alkohol, dengan ayah yang kejam. Itu adalah luka yang tidak akan pernah pulih.

Apakah keluarga Anda mendukung?

Saya belum pernah bertemu lagi dengan ayah saya selama bertahun-tahun. Jadi bagaimana dia bisa tahu apa-apa tentang saya atau memiliki pandangan yang valid tentang masuknya saya ke dalam Islam? Aku hanya merasa kasihan padanya. Sisanya keluarga saya sangat mendukung.

Anda akan menikah lagi?

Ini bukan saatnya bagi saya untuk berpikir tentang membangun hubungan dengan pria. Saya pulih dari pernikahan yang pecah. Dan sekarang akan melalui perceraian. Jika waktunya tiba, mungkin saya akan mempertimbangkan untuk menikah lagi, namun dengan suami yang Muslim.

Apakah anak Anda akan juga akan menjadi Muslim?

Saya tidak tahu, itu terserah mereka. Anda tidak dapat mengubah hati seseorang

Bagaimana reaksi mereka ketika Anda memberitahu Anda masuk Islam?

Saya ketika itu duduk di dapur dan memanggil dua anak gadis saya. “Girls, aku punya berita untuk kalian. Aku sekarang seorang Muslim." Yang tertua, Alex, berkata: "Kami memiliki beberapa pertanyaan." Mereka membuat daftar pertanyaan dan mengajukannya kepada saya. Alex bertanya: 'Apakah Ibu minum alkohol lagi? " Kujawab, “Tidak!” Respon mereka: 'Yay!". Kemudian “Apakah Ibu merokok lagi?” lalu saya menjawab: “Tidak”. Pertanyaan yang paling mengejutkan adalah: “Apakah Ibu akan menunjukkan (maaf) payudara Ibu di depan publik lagi?". 'Sekarang aku ini Muslim," kata saya,"Aku tidak akan pernah lagi menunjukkan payudaraku di depan umum lagi."

Dan kemudian?

Mereka berteriak, "Kami cinta Islam!” dan pergi bermain kembali. Dan saya juga mencintai Islam.


Popular Posts

Anker's Members :

In Memoriam :