Selasa, 25 November 2008

Titip Ibuku Ya Allah..

Request From Dwi Susanti <uwiks_kitty@yahoo.co.id>


Dear all my friend..



Mungkin hal ini sering kalian baca atau dengar.. tapi mungkin kali ini bisa lebih menggugah hati nurani qta, semoga...



Sekedar sharing, mengingatkan bahwa banyak hal yang luput dari jangakaun manusia seperti kita, semoga Allah SWT mengampuni, amien..



Selamat membaca dan sedikit merenungkan benar adanya, Allahu 'Alam..Titip Ibuku ya Allah



Love,



Keluarga FiLABBY

(Akbar/ Betty)


Titip Ibuku ya Allah

" Nak, bangun... udah adzan subuh. Sarapanmu udah ibu siapin di meja..."

Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa

mengingat.

Kini usiaku sudah kepala 3 dan aku jadi seorang karyawan disebuah

Perusahaan Tambang, tapi kebiasaan Ibu tak pernah berubah.

" Ibu sayang... ga usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah dewasa"

pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah. Pun

ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru

kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini

dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin

sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah

artikel yang kubaca ... orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan

cenderung untuk bersikap kanak-kanak ..... tapi entahlah.... Niatku

ingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak

akan pernah mengatakan apa-apa

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya,

" Bu, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu

sedih ? "

Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana .

Terbata-bata Ibu berkata,

" Tiba-tiba Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah

dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi

menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian.

Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri "

Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani

putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan.

Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa

jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha

untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang

masing-masing.

Diam-diam aku bermuhasabah. .. Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu

dalam usiaku sekarang ? Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera

putrinya ? Ketika itu kutanya pada Ibu, Ibu menjawab,

" Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu.

Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan . Kalian

berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu. Kalian berprestasi di

pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu . Setelah dewasa, kalian berprilaku

sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap

kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan

orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap,

" Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang

kuberikan kepada Ibu. Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan

sesuatu. "

Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang

wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk

"cuti" dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu.

Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis. Menata keluarga, merawat dan

mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa

dilimpahkan kepada siapapun. Pukul 3 dinihari Ibu bangun dan

membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh Ibu ke dapur menyiapkan

sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi...

Ah, maafin kami Ibu ... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak

pernah membuat Ibu lelah.. Sanggupkah aku ya Allah ?

" Nak... bangun nak, udah azan subuh .. sarapannya udah Ibu siapin

dimeja.. "

Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu

sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya

lekat-lekat dan kuucapkan,

" Terimakasih Ibu, aku beruntung sekali memiliki Ibu yang baik hati,

ijinkan aku membahagiakan Ibu...".

Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu,

Ibu... Aku masih sangat membutuhkanmu. .. Maafkan aku yang belum bisa

menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu..

Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat

"aku sayang padamu... ",

namun begitu, Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta

yang kita punya kepada orang yang kita cintai karena Allah.

Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita ... Ibu

dan ayah walau mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada.

Percayalah.. . kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan

bahagia.

Wallaahua'lam

"Ya Allah, cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan

Ibu..., dan jika saatnya nanti Ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan

khusnul khatimah. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia

sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil "

"Titip Ibuku ya Allah"

0 comments:

Posting Komentar

komentar anda sangat kami harapkan :