Senin, 14 Juni 2010

Di sebelah kanan atau kiri kah sebaiknya memakai jam tangan?

Jam ada yang memakainya di tangan kanan dan ada di kiri. Kenapa kita pilih kanan, kita berharap dapat pahala di sini. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti yang digambarkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha suka mendahulukan yang kanan dalam segala urusan.


Sebagaimana terdapat dalam hadits,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).” (HR. Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268)

Dalam pekerjaan yang baik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendahulukan yang kanan seperti menyisir rambut, memasang baju, memasang sandal kecuali dalam hal-hal yg kita ketahui beliau mendahului yang kiri seperti dalam buang hajat dan lain-lain.

Dan jam tangan adalah bagian dari perhiasan dan kebaikan sehingga yang paling cocok dalam hadist ini di kanan letaknya. Sehingga kita mengharapkan pahala di sini. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memakai cincin di jari kanannya.

Bagaimana orang meletakkannya di kiri? tidak lah berdosa. tidak ada larangannya. tidak boleh kita katakan haram sampai bertemu larangannya. Maka tidak masalah kalau ada orang memakainya di sebelah kiri. Kita tidak mengingkarinya

Perlu diketahui memakai jam tangan di sebelah kanan harus diniatkan, karena ingin meniru Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan karena kebiasaan saja sehingga dengan niat ini mudah-mudahan berpahala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memakai cincin di jari kanannya.

Ada kisah yang menarik tentang jam ini. Suatu hari, Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullah, Ahli Hadits dari Yaman di dalam majelis bertanya dalam majelis kepada murid-muridnya. Biasanya para ulama sengaja membuat muridnya terhibur, keluar dari kebiasaan. Sekarang saya ingin dengar dari kalian, apa ciri-ciri Ahlus Sunnah? kemudian murid-murid syaikh menyebutkan satu persatu ciri Ahlus Sunnah. Kemudian ada orang awam berdiri dan berkata ciri Ahlus Sunnah adalah memakai jam di tangan kanan. Lalu syaikh mengangkat tangannya dan rupanya jam syaikh di sebelah kiri. Lalu Syaikh berkata “Jadi saya bukan Ahlus Sunnah?”

Jangan kemudian mengatakan salah sebelum agama menyalahkan. Kadang-kadang ada orang yang terlalu semangat. Sehingga yang belum disalahkan oleh agama telah disalahkan, belum diharamkan agama namun telah diharamkan
Hati-hati dan ini biasanya lari ke dalam yang apa yang sebut dengan tannatu.

Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Celakalah orang-orang yang melampaui batas”(Diucapkan sebanyak tiga kali). (HR. Muslim).

Celakalah orang yang berlebih-lebihan. Bersikap melampaui batas dalam agamanya. Melampaui batas dalam menghukumi, yang tidak haram dilabeli haram, yang masih boleh dalam agama kita dikatakan tidak boleh. Jangan, dan masalah ini tidak lah harom. dan kalau kita menemukan sebagian ustadz memakai jam di tangan kiri, tidak perlu kita protes atau masalahkan. Sebagian ulama, kita menemukan mereka memakai jam tangan di sebelah kiri, jadi tidak ada masalah.
wallahu a’lam[1]

Kembali pada masalah jam tangan, kita bisa menyamakannya dengan cincin. Sehingga tidak ada kelebihan tangan kanan ataupun tangan kiri dalam mengenakan jam tangan. Ada kelonggaran dalam masalah ini. Kita boleh mengenakan jam tangan di tangan kanan, dan boleh juga di tangan kiri. (lihat Fatwa Syaikh Ibn Utsaimin dalam Syarah Riyadhus Shalihin Cetakan Dar wathan Juz 7 hal 184)[2]

0 comments:

Posting Komentar

komentar anda sangat kami harapkan :