Jumat, 12 Maret 2010

Prahara Manohara

PEPATAH Jawa pernah bilang 'witing treno jalaran saka kulino'. Namun sejalan dengan makin kerasnya kehidupan memaksa wanita era global lebih mengenyampingkan pepatah tersebut. '
Witing treno jalaran satusan ewu limo' itu lebih bisa diterima Lastri untuk bisa hidup layak di tengah rutinitasnya sebagai GTT alias Gajian Tidak Tetap.

Wanita yang telah dikarunia satu anak ini, belakangan diam-diam menjalin hubungan gelap dengan lelaki yang sempat menjadi teman kuliahnya. Sang lelaki yang berprofesi sebagai PNS alias Pria Nyandu Selingkuh itu, sempat terpana ketika melihat body Lastri yang ber-STNK alias Semok Tur Lemu Ginak ginuk mirip artis kontroversial Manohara. Si Lastri pun malu-malu kucing ketika mendapat rayuan gombal si lelaki saaat keduanya tinggal satu pondokan di areal KKN.

Masa puber kedua pun terjadi. Lastri seakan tak peduli dengan statusnya sebagai istri Dargombes yang dulu dicintainya dengan ikrar berani sehidup semati meski harus makan sepiring berdua dan hidup di gubug bambu. Hal ini diperparah dengan semakin cupetnya setoran harian yang diberikan Dargombes pada Lastri. Hingga akhirnya Lastri selalu meladeni rangkaian kata via SMS yang dilancarkan teman KKN nya dulu.

Peristiwa meledak, setelah Dargombes yang malam itu tak bisa tidur, lantaran bunyi SMS yang selalu meraung dari ponsel Lastri yang tergolek di ranjang tidurnya,

Dargombes naik pitam, dan sempat menghajar Lastri dengan pukulan tangan, kursi, meja, almari es, hingga seperangkat alat cuci!Namun yang namanya terlanjur sayang, Lastri tak gentar menghadapi amukan sang suami yang belakangan ini memang jarang memberinya segepok uang dan segenggam berlian. Hingga akhirnya Lastri membuat janji untuk melabuhkan hasrat cintanya dengan lelaki mantan teman kampusnya itu di kota batik. Di sebuah penginapan murah, keduanya bercinta tentunya tetap dengan iringan irama musik dangdut yang disuarakan Rita Sugiarto yang mendenggung di dalam kamar.

Bak diserang gerombolan teroris, Dargombes geram ketika mendapat kabar istrinya digondol lelaki di sebuah losmen di kawasan kota batik. Padahal pagi sebelumnya Lastri menggunakan baju seragam yang layak digunakan guru untuk mengajr di sekolah. Diam-diam Dargombes merancang siasat untuk mencegat siapa lelaki yang berani mencicipi istrinya tersebut. Setelah berjam-jam menunggu kehadiran Lastri dan teman kencannya didampar sepur, yang ditunggu-tunggu pun menampakkan wajahnya usai turun dari bus bumel yang membawanya pulang ke Tegal.

Lastri diam ketika dicerca rangkaian kata dan serangan bogem mentah dari Dargombes. Sementara si lelaki hanya bisa benggong ketika melihat 'Manohara' dihajar layaknya kisah sesunguhnya yang dilihatnya di infotaiment. Namun apa boleh buat, semenjak kejadian itu Lastri kian berkibar dan tak lagi mengindahkan rangkaian teror fisik dan mental yang dilancarkan Dargombes. Dia lebih memilih bersakit- sakit dulu, temui kenikmatan kemudian. Dan hingga berita ini diturunkan, sang 'Manohara' tetap menebar senyum ditengah luka yang meradang di hati Dargombes. Apa boleh buat, bila Lastri nekad meminta cerai dari Dargombes, Gombes hanya bisa kelaur dari rumah tanpa membawa sebekal apapun dari Lastri. Ini menginggat Dargombes telah bertahun-tahun mendalami ajaran 5 M alias madep, mantep, mangan melu mertua, mertua murang muring, mantu minggat! ( radartegal.com )

0 comments:

Posting Komentar

komentar anda sangat kami harapkan :