Selasa, 02 Maret 2010

'Sampah Elektronik Teror Negara Berkembang'

Ledakan penjualan barang elektronik akan terjadi di negara-negara berkembang dalam 10 tahun ke depan. Lonjakan penjualan barang elektronik ini menyebabkan menumpuknya sampah elektronik yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Hal inilah yang menjadi kekhawatiran bagi United Nations Environmental Program (UNEP). Ancaman bahaya sampah elektronik ini terutama mengintai negara-negara berkembang, yang menjadi tempat 'pembuangan' sampah bagi negara-negara maju.

"Dunia saat ini tengah menghadapi gelombang dahsyat terjangan sampah elektronik, khususnya di negara-negara berkembang yang menjadi lahan pembuangan," ujar Achim Steiner, UNEP Executive Director.

Steiner mencontohkan, sejumlah negara di Amerika dan Eropa mengirimkan komputer-komputer bekas ke negara-negara di Afrika. Komputer-komputer tua ini menjadi sampah elektronik yang mengandung bahan-bahan yang dapat membahayakan lingkungan dan manusia.

Menurut laporan yang dilansir UNEP, jumlah sampah elektronik yang berasal dari komputer tua akan melonjak empat kali lipat di tahun 2020.

Sementara itu,Cellularnews, Selasa (23/2/2010), di India, sampah elektronik dari kulkas 'uzur' dapat meningkat tiga kali lipat di tahun 2020.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa pertumbuhan tercepat sampah elektronik dalam beberapa tahun ini disumbang oleh piranti komunikasi seperti ponsel. Yang disayangkan, pada umumnya sampah elektronik di negara berkembang tidak ditangani secara baik.

0 comments:

Posting Komentar

komentar anda sangat kami harapkan :